Berkat Fasilitas JUT dari Pemkab Kudus, Petani Temulus Bisa Menjangkau Sawahnya

TIMESINDONESIA, KUDUS – Sulitnya kendaraan memasuki area pertanian membuat petani di Kabupaten Kudus harus berusaha lebih keras untuk memindahkan hasil tani ke pemukiman. Namun, sedikit demi sedikit, Pemkab Kudus mulai mengulurkan bantuan.
Bantuan itu berupa pembangunan 8 Jalan Usaha Tani (JUT) yang diusulkan oleh Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kudus.
Advertisement
Salah satunya petani di Desa Termulus, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, kini bisa merasakan mudahnya akses menuju persawahan baik menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Kepala Desa Temulus Suharto berterimakasih atas dibangunnya fasilitas JUT oleh Pemkab Kudus. (FOTO: Ihza Fajar Azhari/Times indonesia)
Kepala Desa Temulus, Suharto yang didampingi Ketua Gapoktan Simpang Joyo Minan Zuhri menyatakan bahwa pihaknya bersyukur dengan adanya bantuan pembangunan akses menuju persawahan.
"Sebelum JUT dibangun ini hanya jalan dengan tanah liat, jika hujan tidak dapat dilewati karena aksesnya sangat susah dan hanya dapat dilalui saat musim kemarau," ujarnya saat ditemui pada Selasa (9/7/2024).
Pihaknya mewakili petani Desa Termulus mengaku berterima kasih dengan dibangunnya infrastruktur tersebut dan terus berharap bantuan dapat diberikan secara merata demi kelancaran aktivitas masyarakat.
"Alhamdulillah ini sangat membantu akses masyarakat menuju lahan pertanian untuk sampai di lokasi dengan lebih nyaman dan aman," katanya.
"Dulu di sini sudah ada jalannya tapi ini lebih dibaguskan lagi agar mobil bisa masuk karena dulu saat mobil masuk miris, berpotensi bisa jatuh ke sawah atau sungai. Intinya dulu jalannya kecil dan berbahaya," lanjut Suharto.
Sementara itu, Kepala Dispertan Kudus, Didik Tri Prasetya mengaku bahwa pada tahun 2024 ini, pihaknya berencana membangun 8 JUT yang tersebar di Kabupaten Kudus.
"Rencana di 2024 ini ada 8 JUT, yakni di desa Termulus, di Desa Gondoharum ada 2 yakni Kajar dan Kutuk, Desa Karang Rowo, Desa Garung Kidul dan Desa Sidorekso," papar Didik Tri.
Dirinya juga menyebut anggaran yang dikeluarkan untuk membangun jalan bagi bantuan akses pertanian ini melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun anggaran 2024 dengan total lebih dari Rp1 Milliar.
Di sisi lain, Kontraktor dari CV Wahan Tama, Prayetno menjelaskan bahwa pengerjaan yang dilakukan ialah menggunakan bahan konstruksi dari tanah Uruk putih yang tidak mudah longsor.
"Dengan panjang pengerjaan 404 meter, ketinggian 40cm, dan lebar 3 meter ini menelan anggaran Rp200 juta. Target selesai 2 sampai 3 hari. Kami juga lakukan pengerasan jalan karena di sini nantinya juga dapat dilewati kendaraan seperti truk kecil," tandasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |