Kebijakan Swakelola dalam Revitalisasi Infrastruktur Kampus 1 Universitas Siliwangi Menuai Sorotan

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Kebijakan swakelola yang diterapkan dalam program revitalisasi pembangunan infrastruktur di Kampus 1 Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya tahun 2024 cukup menuai sorotan.
Para pengusaha yang berharap dapat pekerjaan dari proyek Unsil kebanyakan harus gigit jari karena nyaris semua pekerjaan revitalisasi yang nilainya mencapai Rp7 Miliar itu dikerjakan secara swakelola oleh pihak Unsil.
Advertisement
Hal ini membuat para pengusaha yang biasanya mendapat ceruk keuntungan dari kampus perjuangan tersebut hanya bisa mengelus dada dan mundur secara teratur.
Saat ini, proyek pembangunan laboratorium dan ruang kelas terpadu yang merupakan eks ruang kelas Fakultas Teknik senilai kurang lebih Rp4 Miliar pun dikerjakan secara swakelola.
Anehnya, di lokasi proyek tersebut tidak ada papan informasi proyek yang tengah dibangun. Padahal, menurut sejumlah pengusaha, papan informasi penting sebagai bentuk transparansi kepada masyarakat, termasuk seluruh civitas akademika Unsil, untuk ikut mengawal proses pembangunan infrastruktur itu.
"Hampir dua bulan lalu dalam pengerjaan bangunan saya belum pernah melihat ada papan informasi terkait proyek itu," ujar seorang pengusaha.
Sejumlah dosen dan mahasiswa yang coba dikonfirmasi TIMES Indonesia pun tidak tahu detail proyek tersebut, termasuk tujuannya dan nilai anggarannya.
"Saya kurang begitu tahu, katanya sih untuk laboratorium, tetapi persisnya gak tahu," ujar seorang dosen, Kamis (11/7/2024).
Secara terpisah, Kepala Bagian Umum Rektorat Unsil Kunkun Kuamansyah SH, MH menjelaskan bahwa kebijakan swakelola dipilih karena selain diperbolehkan oleh aturan, juga banyak SDM dari Fakultas Teknik, mulai dari Teknik Sipil hingga Elektronik, yang mendukung pengerjaan pembangunan tersebut.
Apalagi, fasilitas tersebut diperlukan segera untuk menunjang pembelajaran terkait adanya rencana akreditasi internasional.
"Memang kami sudah konfirmasi ke pihak kementerian untuk pelaksanaan swakelola. Jadi kalau harus tender bisa lama dan khawatir tak terkejar sampai Agustus nanti. Jadi kami minta izin untuk mengerjakannya secara swakelola," ujar Kunkun di ruang rektorat Unsil, Kamis (11/7/2024).
Selain laboratorium terpadu, program revitalisasi juga dilakukan untuk memperbaiki sejumlah ruang mulai dari Pascasarjana, Fakultas Agama Islam, hingga Fakultas Ekonomi Bisnis. Kurang puasnya rektorat terhadap hasil pekerjaan rekanan yang selama ini jadi mitra diakui memang ada dan jadi salah satu pertimbangan.
"Sementara dengan mengandalkan perencanaan, pengerjaan hingga pengawasan yang SDM-nya kami miliki, opsi mengerjakan secara swakelola akhirnya jadi pilihan. Apalagi kalau tender pasti ada masa sanggah, lelang aset yang dirubuhkan dan lainnya akan makan waktu lumayan," tambah Kunkun.
Meski demikian, Kunkun menyatakan bahwa ceruk untuk pengusaha masih terbuka untuk pekerjaan lain dan semua pengusaha bisa ikut tender. Mengenai papan nama proyek, Kunkun mengaku papan tersebut dipasang di pagar sejak lama.
"Perihal papan nama, karena sedang ada pengangkutan material bekas bangunan, untuk sementara dipindah tetapi akan segera dipasang lagi," pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |