Pengasuh Ponpes Metal Gus Kholis Tawarkan Gagasan Menyulap Kota Pasuruan

TIMESINDONESIA, PASURUAN – Kota Pasuruan mesti berbenah diri melalui gagasan cerdas dan kolaborasi. Demikian harapan Pengasuh Pondok Pesantren Metal Muslim Al Hidayat Pasuruan H Nurkholis atau Gus Kholis Metal.
Gus Kholis melihat bahwa dari masa ke masa Kota Pasuruan tak jauh-jauh dari persoalan parkir dan wisata religi sebagai ikonnya.
Advertisement
"Padahal Kota Pasuruan memiliki kekayaan yang luar biasa dari berbagai sektor. Baik sektor geografis, UMKM, maritim serta sektor lainnya," ujarnya, Jumat (12/7/2024).
Gus Kholis Metal melanjutkan jargon Kota Madinah hanya muncul karena dibangunnya payung di sekitar Masjid Jami' Al Anwar. Payung itu memang menyerupai payung Nabawi Saudi Arabia.
"Namun, Kota Madinah atau Kota Pasuruan belum bisa mewakili sebuah harapan masyarakat yang bisa mengubah kemandegan dari solusi sebuah kota yang dinamis dan maju serta berdaya saing," kata Gus Kholis.
Menurut Gus Kholis, suksesi kepemimpinan Pasuruan di setiap dekade jarang menawarakan tentang perubahan-perubahan yang signifikan pembangunan dan program-program kerakyatan bagi masyarakatnya.
Pemimpin baru dinilai hanya berkutat pada pembagian wilayah dan posisi d lingkaran kekuasaan serta program-program yang itu-itu saja.
"Oleh karena itu, kami ingin menawarkan sebuah program perubahan besar terhadap Kota Pasuruan ke depan," ujarnya.
Program tersebut meliputi pemekaran wilayah. Hal ini berdasarkan sejumlah faktor. Meliputi persamaan wilayah hukum dan wilayah pemerintahan, letak geografis dan kepadatan penduduk serta harapan memudahkan akses usaha kerakyatan dalam perijinan dan administrasi.
Wilayah hukum Kota Pasuruan sendiri berdasarkan letak geografis sisi barat berbatas sampai bendungan, ke selatan berbatas hingga Kejayan dan timur sampai Nguling.
Sementara wilayah pemerintahan bagian barat adalah Kraton, bagian timur Blandongan dan selatan Warung Dowo. Ketimpangan wilayah ini disebut sebagai salah satu penghambat kemajuan Kota Pasuruan.
"Dan ini harus diperjuangkan bersama-sama masyarakat, para tokoh, dan birokrasi," tandasnya menyampaikan gagasan.
Gus Nurkholis juga mengusulkan agar pemerintah ke depan membuat Perwali dengan melibatkan 7-9 tokoh-tokoh agama, ulama, habaib dan tokoh masyarakat dalam sistem pemerintahan sebagai dewan pertimbangan wali kota yang resmi dan dilegalisasi.
Kehadiran mereka berperan untuk turut serta membangun bersama masyarakat yang mayoritas ulamasentris sebagai acuan untuk keamanan dan ketentraman masyarakat Kota Pasuruan.
Usulan konsep selanjutnya adalah memfungsikan kembali Pelabuhan Pasuruan sebagai pelabuhan internasional dibarengi membangun infrastruktur wisata dan hunian sepanjang Pantai Keraton hingga Lekok, dengan menghadirkan para investor nasional dan internasional pasca perluasan wilayah.
Sebab, proyek JLO akan terhambat dan sulit di lakukan karena selain faktor pembebasan tanah gesekan warga dan kepentingan.
"Sehingga dengan ini akan membangun ekonomi secara besar dan massif bagi masyarakat pasuruan bisa melalui reklamasi pantai," katanya.
Dari segi pendidikan, membangun SDM dan mendirikan pendidikan terarah sesuai kebijakan lokal yang berfokus pada pendidikan moral, pariwisata, kebudayaan, kesehatan dan keahlian juga dikatakan sangat penting. Begitu pula mendirikan sekolah-sekolah khusus dan perguruan tinggi yang berbasis pada pembangunan daerah.
Dari sisi perekonomian, Gus Kholis ingin pemerintah kota mendirikan Bank Pasuruan sebagai wadah para pengusaha dan investor dalam dan luar negeri dalam bertransaksi dan deposito untuk membangkitkan ekonomi Kota Pasuruan.
Para investor nasional maupun internasional yang ingin membangun Kota Pasuruan, baik reklamasi pantai, developer, maupun lainnya dan pengusaha lokal pasuruan harus menggunakan Bank Pasuruan sebagai salah satu instrument perbankkan dalam bertansaksi.
"Tak ketinggalan mendirikan Mall UMK terutama mebel serta kerajinan lainnya sebagai wadah ajang pameran internasional setiap 4-6 bulan sekali," katanya.
Pameran itu bisa mengundang atau menghadirkan negara-negara tetangga Asia maupun internasioanal untuk bisa membeli produk lokal dan industri Kota Pasuruan.
"Selain itu juga menawarkan wisata dan investasi bagi para wisatawan," jelas Gus Kholis.
Seiring dengan gagasan itu, mengelola heritage dan memaksimalkan untuk dijadikan tempat wisata nasional dan internasional bisa diwujudkan melalui gerakan anak-anak muda berkarya dan berdaya saing.
"Gerakan anak muda Pasuruan akan mengubah wajah ekonomi masa depan Kota Pasuruan," tandasnya.
Pasuruan sebagai kota santri, juga perlu memperkaya dan memprioritaskan kegiatan-kegiatan keagamaan dalam berbagai kebijakan yang akan diambil oleh pemerintahannya, tanpa harus berseberangan atau bertabrakan dengan kearifan lokal.
"Sterilisasi zona-zona tertentu dari pengaruh kebudayaan asing dan melestarikan budaya lama," tambah Gus Kholis.
Gus Kholis mendorong pemerintah menata kota sesuai dengan fungsi yang sebenar-benarnya, menggandeng arsitek nasional serta internasional dalam pembangunan Kota Pasuruan maju dan berkarakter.
"Karena menata dengan benar dan membangun dengan kebersamaan akan menjadikan Pasuruan sebagai kota maju," ucap Gus Kholis. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |