Peristiwa Daerah Pilkada 2024

Baru Keluar RS, Pantarlih di Bondowoso Lakukan Coklit dengan Perban di Kaki

Selasa, 16 Juli 2024 - 13:01 | 23.43k
Dewi Ayu Lestari Pantarlih di Desa Suger Lor Kecamatan Maesan Melakukan Coklit dengan perban di kaki (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
Dewi Ayu Lestari Pantarlih di Desa Suger Lor Kecamatan Maesan Melakukan Coklit dengan perban di kaki (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
FOKUS

Pilkada 2024

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Namanya Dewi Ayu Lestari. Tampak ia mengenakan rompi Petugas Pemutakhiran Pemilih (Pantarlih) saat melakukan pencocokan dan penelitian (Coklit). Sementara kaki kanannya masih dibalut perban. 

Ternyata perempuan yang akrab dipanggil Dewi ini tidak dalam kondisi pulih total, karena ia baru saja mengalami kecelakaan. 

Advertisement

Dewi sendiri merupakan seorang Pantarlih di Desa Suger Lor Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso Jawa Timur. 

Pada TIMES Indonesia Dewi mengaku mengalami kecelakaan pada Selasa Tanggal 9 Juli 2024 lalu saat menjemput keponakannya di sekolah yang berlokasi di Desa Maesan Jalan Raya Bondowoso-Jember. 

“Sampai di sekolah itu ya seperti biasanya langsung jemput langsung naik ke sepeda gitu,” kata dia, Selasa (16/7/2024). 

Ia melanjutkan, saat itu posisi ponakannya sudah di atas motor. Dewi lupa memasukkan topi keponakannya tersebut ke dalam tas. Padahal biasanya langsung dimasukkan sebelum naik motor.

Pada saat memasukkan topi, posisi mesin motor sudah menyala. Tiba-tiba ponakannya menarik gas motor, hingga kendaraan melaju ke tengah jalan. 

“Saya masukin topinya ke dalam tas, entah karena mau jatuh atau apa keponakan saya tiba-tiba pegang gas langsung lah sepeda itu ke tengah jalan,” kenang dia. 

Pada saat bersamaan, dari arah selatan ada pikap. Di situ lah terjadilah kecelakaan tabrakan motor miliknya dengan kendaraan roda empat. 

Waktu kejadian kata dia, keponakannya langsung mendekatinya dan mengajak pulang. Tapi Dewi sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri dan digotong ke pinggir jalan oleh warga. 

Ia langsung dibawa ke Puskesmas Sumbersari, luka di kakinya langsung dibersihkan. Kemudian disuruh menunggu 2-3 jam. Ia tetap merasakan pusing karena waktu itu kepalanya juga benjol.

Ketika pulang ke rumah, kakinya bengkak. Keluarga khawatir takut terjadi sesuatu, ayahnya langsung menyuruh rontgen di rumah sakit umum Koesnadi. 

“Tapi Alhamdulillah gak kenapa-napa kakinya. Namun, ketika di RS lukanya dilihat ternyata lukanya butuh jahitan. di sana lukanya dijahit tiga jahitan,” terang dia. 

Meskipun kondisi kakinya baru dijahit dan masih diperban. Keesokan harinya, tepatnya Rabu 10 April 2024 lalu, Dewi tetap melakukan coklit. 

Hal itu dilakukan untuk memenuhi target penyelesaian coklit dan memenuhi tanggung jawab guna menjaga integritas l selaku salah satu bagian dari penyelenggara Pemilu. 

“Jadi walaupun jalannya masih pincang saya tetap enjoy melaksanakan pencoklitan. Sakit masih ada, tapi harus dilawan,” terang dia. 

Sementara Anggota PPK Maesan bagian SDM dan Parmas, Hotijah mengapresiasi totalitas para Pantarlih.

Menurutnya, banyak tantangan dan kisah menarik saat mereka menjalankan tugas. Ada yang melewati bukit, bolak-balik ke rumah satu warga karena tidak ketemu. 

“Yang kemarin terjadi adalah Pantarlih baru pulang RS Koesnadi besoknya langsung melakukan coklit,” kata dia. 

Ia mengimbau agar Pantarlih tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan dalam bekerja. Serta bisa laporan ke PPS di desa jika ada kendala. “Prinsipnya jika ada udzur bisa dikomunikasikan,” imbuh dia. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES