Antisipasi Penurunan Suhu pada Budidaya Ternak, Ini Strategi Pemkab Sleman

TIMESINDONESIA, SLEMAN – Perubahan suhu lingkungan yang menjadi lebih dingin dari kondisi normal dapat memberikan dampak signifikan pada budidaya ternak. Inilah yang diantisipasi Pemkab Sleman.
Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman melalui UPTD Balai Penyuluhan Pertanian, Pangan, dan Perikanan serta Pusat Kesehatan Hewan memberikan sosialisasi terkait langkah antisipatif menghadapi penurunan suhu ini.
Advertisement
Secara umum, penurunan suhu dapat menyebabkan berbagai masalah pada ternak, seperti penurunan nafsu minum dan makan, yang berujung pada penurunan kondisi fisik dan produktivitas ternak.
Hal ini juga dapat memicu masuknya beberapa penyakit serius seperti Infectious Bronchitis pada unggas dan Bovine Ephemeral Fever (BEF) pada sapi.
“Perubahan suhu yang ekstrem memang dapat berdampak negatif pada kesehatan dan produktivitas ternak. Oleh karena itu, kami mendorong peternak untuk mengambil langkah-langkah antisipatif yang telah kami rekomendasikan," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono, Jumat (19/7/2024).
Beberapa langkah antisipatif yang dapat dilakukan peternak untuk menghadapi penurunan suhu secara ekstrim di lingkungan kandang ternak antara lain:
- Pemberian Vitamin dan Elektrolit:
Vitamin C dan E dapat membantu menekan efek stress akibat suhu panas maupun dingin. Elektrolit akan menjaga keseimbangan dalam tubuh, terutama pada unggas. Pemberian vitamin B Kompleks dan suplemen lewat injeksi pada ternak besar dan kecil juga dianjurkan.
- Penyediaan Thermometer Ruangan:
Thermometer penting untuk memantau suhu kandang secara cepat sehingga penurunan suhu dapat segera diatasi.
- Penyediaan Alat Pemanas Tambahan:
Alat pemanas tambahan disiapkan untuk mengantisipasi penurunan suhu, terutama pada unggas.
- Pemasangan Tirai:
Tirai pada kandang dapat mengurangi penurunan suhu yang ekstrim dan menghambat tiupan angin.
- Perbaikan Kualitas Pakan:
Meningkatkan kualitas pakan ternak dapat mendukung stamina ternak sehingga lebih tahan terhadap infeksi penyakit.
- Kebersihan Lingkungan Kandang:
Mengelola limbah dan kotoran ternak secara baik untuk mencegah infeksi sekunder akibat penurunan suhu.
- Pengamatan Cermat pada Ternak:
Pengamatan intensif pada kondisi ternak untuk deteksi dini perubahan kesehatan.
- Koordinasi dengan Pusat Kesehatan Hewan:
Bekerjasama dengan Pusat Kesehatan Hewan untuk tindakan preventif bila gejala awal penyakit muncul.
Menurut BMKG Indonesia, fenomena aphelion—di mana Bumi berada paling jauh dari Matahari—tidak memiliki dampak signifikan pada penurunan suhu bumi. Suhu dingin yang dirasakan belakangan ini lebih disebabkan oleh tekanan udara dari belahan utara yang lebih rendah, serta angin yang berasal dari daerah yang sedang musim dingin.
Dengan langkah antisipatif ini, Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman berharap para peternak dapat meminimalkan dampak negatif dari penurunan suhu, menjaga kesehatan ternak, dan memastikan produktivitas ternak tetap optimal.
“Kami siap mendukung peternak dengan segala upaya yang diperlukan untuk menjaga kesejahteraan ternak mereka,” tutup Suparmono mewakili Pemkab Sleman. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sholihin Nur |