Peringati Hari Anak Nasional TBY akan Gelar Orkestra Kumandang Kidung Bocah

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Guntur Nur Puspito dan Bagas Arga akan menggelar konser orkestra “Kumandang Kidung Bocah”. Ide acara ini berawal dari kegelisahan Guntur dan Bagas yang mengamati perkembangan konsumsi konten media sosial pada anak zaman sekarang yang rentan dengan konten dewasa.
Menurut pandangan Guntur dan Bagas, anak-anak zaman sekarang tengah mengalami krisis seni utamanya lagu anak-anak.
Advertisement
Guntur Nur Puspito merupakan arranger dan orchestrator music director, serta associate arranger dan konduktor Ahmad Dhani Philharmonic Orchestra DEWA19-A Night At The Orchestra.
Dalam gelaran konser orchestra “Kumandang Kidung Bocah” ia bertindak sebagai konduktor dan arranger. Sedangkan Bagas Arga Santosa, adalah Program Director Sanggar Seni Kinanti Sekar Rahina Yogyakarta, yang dalam gelaran kali ini sebagai penanggungjawab produksi seluruh acara konser orkestra “Kumandang Kidung Bocah.”
Berawal dari kegelisahan dan krisis atas lagu anak anak dan bertepatan pula dengan peringatan Hari Anak Nasional itulah, Taman Budaya Yogyakarta (TBY) memberikan ruang seluas luasnya kepada Guntur Nur Puspito sebagai arranger dan konduktor, dan Bagas Arga sebagai tim produksinya untuk membuat sebuah pertunjukan berkualitas yang tidak hanya bisa dinikmati oleh anak-anak saja melainkan juga bisa dinikmati oleh orang tuanya.
Konser orkestra “Kumandang Kidung Bocah” akan digelar secara gratis untuk umum pada hari Selasa 23 Juli 2024, pukul 19.00 wib di Concert Hall taman Budaya Yogyakarta.
Kepala Taman Budaya Yogyakarta, Purwianti, dalam jumpa pers di ruang seminar TBY, Jumat 19/7/2024 mengatakan, pihaknya menyambut baik atas gagasan peringatan Hari Anak Nasional 2024 dengan menggelar konser orkestra “Kumandang Kidung Bocah.
Menurut Purwianti, TBY sendiri punya even tahunan orkestra. Selain itu, masih menurut Purwianti, musik orkestra merupakan pengembangan dari bidang musik yang telah ada di TBY. Karena TBY sendiri punya program seni untuk anak anak yang terdiri dari 12 cabang seni, di antaranya adalah 30 anak anak anggota Art For Childreen (AFC) binaan Taman Budaya Yogyakarta, yang juga akan ikut tampil dalam konser orkestra “Kumandang Kidung Bocah.”
“Ikut tampilnya 30 anak anggota AFC dalam konser kali ini adalah sebagai laboratorium seni budaya dan memberikan pengalaman nyata bagi anak anak. Selain itu, konser “Kumandang Kidung Bocah” juga sebagai upaya perlawanan terhadap arus deras konten dewasa yang dikonsumsi anak anak setiap hari melalui sosial media,” ujar Purwiati.
Konser orkestra “Kumandang Kidung Bocah” akan menampilkan repertoar lagu anak anak yang sangat familiar dimasa kecil seperti kidung “Tak Lela Ledhung”, Lir Ilir, Padhang Bulan, Prau layar, dan lain sebagainya.
Selain menampilkan 30 anak anak anggota Art For Childreen TBY, konser ini juga menampilkan penyanyi profesional seperti Doni Saputro, Silir Wangi, Okki Kumala, Paksi Raras Alit, Pandika Kamajaya, serta didukung oleh penari Kinanti Sekar Rahina dan Pantomimer Asita Kaladewa.
Bagas Arga tim produksi konser orkestra “Kumandang Kidung Bocah” kepada wartawan mengatakan, targetnya itu ada dua. Pertama mengajak khalayak untuk menikmati romantisme lagu pada jaman masa kecil. Selain itu tentu saja konser ini sebagai referensi hiburan yang bermutu untuk generasi anak sekarang.
Harapannya, lanjut Bagas Arga, repertoar karya yang disampaikan dalam konser ini tidak berhenti sampai di sini saja melainkan bisa mengendap di benak setiap anak anak dan menjadi asupan pengetahuan dan hiburan yang bergizi bagi mereka. Karena lagu lagu yang dipilih dalam konser nanti mempunyai makna mendalam dan masih sangat relevan dengan kehidupan sehari hari anak anak sekarang.
Sedangkan Doni Saputro, salah satu penyanyi yang akan tampil dalam konser orkestra “Kumandang Kidung Bocah” mengatakan, sebenarnya lagu anak anak jaman dulu itu tidak kalah sulit dibandingkan dengan lagu sekarang. Syairnya membutuhkan pendalaman dan penghayatan karena walaupun kosakatanya sederhana namun kesan pemaknaannya sangat mendalam.
Konduktor dan arranger konser orkestra “Kumandang Kidung Bocah, Guntur Nur Puspito, kepada wartawan mengatakan, konser orkestra kali ini dibuat dengan kekinian agar tidak hanya anak-anak saja yang bisa menikmati namun juga orang dewasa turut ambil bagian dalam mengapresiasinya.
Harapannya, Taman Budaya Yogyakarta sebagai lembaga pemerintah juga turut mendukung pemajuan kebudayaan melalui seni musik khususnya pada basis lagu dolanan bocah. Maka dalam pertunjukan konser nanti, beberapa lagu anak yang bersifat dolanan bocah akan diaransemen dengan sentuhan komposisi orkestra yang tentu saja akan mengajak penonton kembali pada memori kolektif masa kecil dan menggiring imajinasi penonton. Semua penonton akan diajak menjelajahi ulang masa kecil yang pernah terpaut dengan lagu-lagu yang memiliki spirit dolanan penuh sukacita itu, ujarnya.
Bagas Arga menambahkan, walaupun pertunjukan ini gratis, tapi penonton diharapkan hadir sebelum pertunjukan karena akan diberikan tiket masuk saat registrasi di depan pintu masuk Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta. Jika 800 tempat duduk dan 200 area lesehan sudah terisi, maka pintu Concert Hall TBY akan ditutup dan tidak ada lagi penonton yang bisa masuk ke area Concert Hall. Karena pertunjukan ini semi drama musikal sehingga tidak ada jeda antarlagu melainkan bersambung dari awal hingga akhir pertunjukan.
"Kami melakukan hal ini agar pertunjukan berjalan tanpa ada gangguan dari lalu lintas penonton yang datang belakangan. Selain itu juga untuk mendidik penonton sebagaimana lazimnya menikmati konser orkestra," pungkas Bagas Arga. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |