Warga Manduro Jombang Tuntut Penutupan Pabrik Pengolahan Bulu Ayam

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Ratusan warga di Manduro, Jombang, Jawa Timur demo menuntut penutupan pabrik pengolahan bulu ayam. Warga mengeluhkan bau busuk yang menyengat.
Pabrik pengolahan bulu ayam milik CV Aisyah Anugerah Mulia tersebut ada di Dusun Grobogan Desa Karangpakis, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang.
Advertisement
Aksi tersebut dilakukan pada Rabu (31/7/2024) malam hari, ratusan warga berusaha mendobrak pintu pagar depan pabrik, agar seluruh warga bisa masuk ke dalam pabrik, untuk menyampaikan tuntutannya.
Jumadi, salah satu perwakilan warga Desa Manduro mengatakan, bau busuk menyengat mengganggu pernafasan, serta banyak warga di Desa Manduro mengalami mual-mual hingga sesak nafas.
“bahkan ada 5 anak yang mengalami radang pernapasan akibat dari bau pabrik tersebut, maka dari itu kami beramai-ramai menuntut pabrik agar segera mengatasi bau tersebut atau pabrik menghentikan aktivitasnya,” ungkap Jumadi
Kapolsek Kabuh, AKP Qoyum Mahmudi S. H, Koramil Serma Raman menjadi mediator antara pihak pabrik yang diwakili Agus Wijaya Kepala Pabrik CV Aisyah Anugerah Mulia dengan perwakilan dari warga Desa Manduro antara lain Purnaji, Jabir dan Jumadi.
Ada empat poin kesepakatan yang dihasilkan dari mediasi tersebut.
1. Keputusan produksi pabrik untuk sementara diberhentikan terlebih dahulu sampai dengan penanganan bau selesai.
2. Apabila dalam proses penangan dan perbaikan dirasa selesai, maka perusahaan akan memberikan konfirmasi kepada perwakilan masyarakat Desa Manduro dan Desa Karangpakis.
3. Setelah mesin atau yang menyebabkan bau diperbaiki, perusahaan akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat Desa Manduro melalui mekanisme yang akan diagendakan bersama.
4. Setelah proses sosialisasi selesai, pihak perusahaan meminta saran untuk selalu mengevaluasi trayel produksi yang dilakukan oleh pihak perusahaan.
Dengan adanya kesepakatan tersebut warga Desa Manduro berharap agar pabrik bulu ayam segera melakukan perbaikan dan menjalankan apa yang telah disepakati bersama.
“Jika kesepakatan tersebut tidak dijalankan atau pihak pabrik tidak komitmen maka warga akan melakukan aksi yang sama dan lebih besar lagi, karena bau dari pabrik ini sudah sangat parah dan sampai mengakibatkan anak-anak mengalami radang pernapasan,” ujar Jumadi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |