Peristiwa Daerah

13 Desa di Bondowoso Kekeringan, Anggaran Hanya Cukup untuk Dropping Sebulan

Kamis, 01 Agustus 2024 - 14:32 | 20.07k
Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso saat melakukan droping air bersih (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso saat melakukan droping air bersih (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Sebanyak 13 desa yang tersebar di 8 kecamatan di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, mengalami kekeringan. Hal itu sebagaimana tertuang dalam Keputusan Bupati Bondowoso nomor: 188.45/538/430.4.2/2024.

Desa-desa yang kekeringan yakni Sumber Anyar Kecamatan Maesan; Desa Gading Sari dan Patemon Kecamatan Pakem; Desa Wringin Kecamatan Wringin; Desa Klabang dan Desa Purnama Kecamatan Tegal Ampel; Desa Blimbing, Karang Anyar dan Leprak Kecamatan Klabang; Desa Walidono Kecamatan Prajekan;  Desa Botolinggo dan Klekean Kecamatan Botolinggo; dan Desa Batu Ampar Kecamatan Cermee. 

Advertisement

Dari jumlah tersebut, total ada 1.162 KK terdampak kekeringan di Kecamatan Maesan; di Kecamatan Pakem ada 796 KK; di Kecamatan Wringin ada 100 KK; sebanyak 323 di Kecamatan Tegal Ampel; di Kecamatan Klabang ada 477 KK; di Kecamatan Prajekan sebanyak 120 KK; sebanyak 380 di Kecamatan Prajekan; dan 150 KK di Kecamatan Cermee. 

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso, Sigit Purnomo mengatakan, 13 desa di 8 kecamatan tersebut menjadi lokasi khusus untuk droping air bersih. 

“Kita juga melakukan pemetaan dan sudah kita lakukan assesment terkait dengan potensi di daerah tersebut,” kata dia saat dikonfirmasi, Kamis (1/8/2024). 

Menurutnya, BPBD melakukan penyaluran air bersih setiap hari ke desa-desa yang mengalami kekeringan secara bergantian.

BPBD menggunakan dua armada mobil tangki untuk droping air bersih. Satu armada memiliki kapasitas 5.000 liter. “Semua desa sudah bisa kita cover,” imbuh dia. 

Bahkan kata dia, BPBD tidak hanya mengirimkan  air bersih tetapi juga membagikan jeriken bagi warga yang tidak memiliki penampungan secara pribadi. 

Sementara untuk penampungan komunal, BPBD juga memberikan tandon dengan kapasitas 1.200 liter di beberapa desa dan dusun. 

Dalam pendistribusian air bersih lanjut dia, petugas BPBD harus melewati medan yang sulit dan itu  menjadi kendala saat penyaluran air bersih. 

“Tapi demi tugas kemanusiaan demi memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan sepenuh hati harus dilawan,” jelas dia. 

Sebenarnya anggaran APBD kabupaten untuk droping air bersih hanya cukup untuk sebulan.

Tetapi BPBD Bondowoso bisa melaksanakan penyaluran air bersih sampai enam bulan karena support BNPB dua bulan dan dari BPBD Provinsi tiga bulan. 

“Sehingga InsyaAllah cukup hingga akhir bulan. Saya tidak bisa memastikan sampai kapan kekeringan ini terjadi. Tapi Kita cadangkan sampai enam bulan ke depan,” kata dia. 

Dia berharap, pada perubahan APBD tahun 2024 anggaran untuk fasilitas penunjang di bisa ditambah. “Kami juga  membangun sumur bor, bekerja sama  dengan BNPB dan BPBD Provinsi Jawa Timur,” terang dia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES