Peristiwa Daerah

Festival Sastra, Cara Pemkab Banyuwangi Menghidupkan Bahasa Daerah

Minggu, 04 Agustus 2024 - 15:15 | 33.05k
Salah satu peserta festival sastra Banyuwangi (FOTO: Humas Pemkab Banyuwangi for TIMES Indonesia)
Salah satu peserta festival sastra Banyuwangi (FOTO: Humas Pemkab Banyuwangi for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Dengan semangat membumikan kekayaan bahasa daerah, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi (Pemkab Banyuwangi) menggelar Festival Sastra yang memukau di RTH Maron, Genteng, Sabtu (3/8/2024) kemarin. 

Acara tahunan ini tidak hanya merayakan keindahan karya sastra berbahasa Indonesia, tetapi juga menampilkan puisi, cerpen, dan storytelling dalam bahasa Using, Jawa, dan Inggris. 

Advertisement

Festival ini bertujuan untuk memperkuat identitas budaya lokal sekaligus meningkatkan apresiasi pelajar dan guru terhadap sastra daerah, menjadikannya sebagai panggung kreativitas dan pelestarian bahasa yang semakin relevan di era modern.

"Festival ini bukan hanya perayaan karya sastra, tapi juga momen penting merenungkan kembali bagaimana sastra berperan dalam merevitalisasi bahasa daerah," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, Minggu (04/08/24).

Di Festival sastra ini terdapat lomba karya sastra yang diikuti oleh sekitar 400 pelajar Banyuwangi.

Di antaranya lomba Cipta Puisi Bahasa Indonesia, Cipta Puisi Bahasa Using, Baca Puisi (Bahasa Indonesia dan Using), Cipta Pentigraf (Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa), Cipta Geguritan, Cipta Cerpen (Bahasa Using), Speech Contest, hingga Story Telling.

Melalui festival ini, Ipuk berharap agar anak-anak muda tetap bangga berbahasa daerah.

"Kagum dengan karya-karya kalian. Semoga kalian konsisten dan semakin banyak anak yang cinta sastra, apalagi sastra daerah. Sastra daerah jangan sampai menjadi asing di daerah sendiri, tetap perlu kita pelajari dan kembangkan," ujar Ipuk.

Festival sastra rutin digelar Banyuwangi sejak tahun 2017. Berdasar data dari Dinas Pendidikan, sejak Festival ini rutin digelar rata-rata rapor siswa di bidang literasi pada 2024 naik menjadi 82,01 dibandingkan tahun sebelumnya 73,48.

“Festival Sastra ini akan memperkuat karakter siswa. Selain meningkatnya literasi, sastra juga mengasah kepekaan seseorang, dan ini sangat positif sekali," jelas Ipuk. 

Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno, mengatakan Festival Sastra dirangkai dengan perlombaan untuk merangsang kreatifitas pelajar dan juga guru. Sebelumnya para peserta mengumpulkan karyanya via Google Meet dan Youtube. Kemudian karya tersebut dikurasi dan dijuri hingga tersisa 40 finalis.

"Setelah, itu 40 finalis terpilih ditampillan dan dipamerkan di babak final," ucap Suratno.

Beberapa karya yang ditampilkan adalah Geguritan berjudul Pamulangan, Puisi Bahasa Indonesia berdujul Aku Ingin Membaca Indonesia, Puisi Bahasa Using berjudul Merdekane Indonesia, Story Telling tentang Legenda Danau Toba, Malin Kundang, dan banyak lainnya.

Untuk cipta cerpen bahasa Using, karya yang ditampilkan pada Festival Sastra yang digelar Pemkab Banyuwangi ini adalah Lebaran Ring Kemiren, Rahasia Bisikan Nyi Semi, Kejiman, Merdeka Belajar Sinau Merdeka, Titisan Mbah Muk dan lainnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES