Peristiwa Daerah

BMKG: Puncak Musim Kemarau di Majalengka Diperkirakan Hingga September

Selasa, 13 Agustus 2024 - 16:57 | 104.92k
Ilustrasi musim kemarau. (FOTO: prolegal)
Ilustrasi musim kemarau. (FOTO: prolegal)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MAJALENGKA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa saat ini wilayah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, tengah mengalami puncak musim kemarau yang diperkirakan akan berlangsung hingga bulan September.

"Ini berarti curah hujan yang kita harapkan akan sulit terjadi atau kurang signifikan," ungkap Kepala BMKG Wilayah Kertajati, Syifaul Fuad, Selasa (13/8/2024).

Advertisement

Melihat prediksi cuaca tersebut, Syifaul mengimbau masyarakat, terutama para petani, untuk lebih waspada. Salah satu langkah antisipatif yang disarankan adalah dengan menghemat penggunaan air dan tidak membuang atau membakar sampah sembarangan.

Menurut Syifaul, selama puncak musim kemarau, kandungan air dalam tanah akan menurun, menyebabkan banyak dahan dan ranting pohon menjadi kering. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya bencana kebakaran lahan dan kekeringan.

"Majalengka ini memang unik, sampai dijuluki Kota Angin. Dari segi topografi, Majalengka memiliki wilayah dataran tinggi dan dataran rendah, terutama di bagian utara yang berbatasan dengan Indramayu," jelasnya.

Ia menambahkan bahwa perbedaan topografi ini menyebabkan hembusan angin di Majalengka cukup besar. "Angin laut yang masuk dari arah utara terhalang oleh dataran tinggi, sehingga menyebabkan perbedaan tekanan udara dan meningkatkan kecepatan angin di sekitar Majalengka," lanjutnya.

Selain itu, Syifaul juga memperingatkan bahwa curah hujan diperkirakan akan mulai terjadi di Majalengka pada bulan Oktober, namun masyarakat perlu mewaspadai musim pancaroba yang akan datang.

Musim pancaroba biasanya ditandai dengan perubahan cuaca yang signifikan, dari panas menjadi hujan yang sporadis. "Meskipun hujan dalam musim pancaroba biasanya berdurasi singkat, tetapi sifatnya bisa merusak," kata Syifaul.

Ia menambahkan bahwa hujan pada musim pancaroba sering disertai kilat, petir dan angin kencang. "Biasanya durasinya singkat, tapi dampaknya bisa merusak, ini adalah karakteristik dari musim pancaroba," pungkasnya.

Oleh karena itu, ia pun mengimbau bahwa dengan kondisi cuaca yang tidak menentu, masyarakat di Kabupaten Majalengka diharapkan untuk selalu waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan demi menghindari potensi bencana. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES