Peristiwa Daerah

Burnout di Era Modern, Tantangan Dunia Kerja di Kota Tasikmalaya

Rabu, 21 Agustus 2024 - 11:33 | 22.07k
Sejumlah peserta antusias mengikuti Lokakarya Tri Bulanan UPTD Puskesmas Kahuripan, Tawang, Kota Tasikmalaya di Aula Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Rabu (21/8/2024) (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia) 
Sejumlah peserta antusias mengikuti Lokakarya Tri Bulanan UPTD Puskesmas Kahuripan, Tawang, Kota Tasikmalaya di Aula Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Rabu (21/8/2024) (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia) 

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Perkembangan dunia kerja di era modern menuntut kinerja yang serba cepat, efisien, dan penuh tekanan. Namun, di balik produktivitas tinggi yang diharapkan oleh pimpinan, burnout menjadi bayangan yang semakin mengkhawatirkan bagi banyak pekerja, termasuk di Kota Tasikmalaya

Fenomena burnout yang kerap tidak disadari oleh para pekerja, merupakan kondisi kelelahan fisik, emosional, atau mental yang disertai dengan penurunan motivasi, kinerja, serta sikap negatif terhadap pekerjaan.

Advertisement

Hal ini diungkapkan dr Rendi Kurnia dalam acara Lokakarya Tri Bulanan yang digelar oleh UPTD Puskesmas Kahuripan, Tawang, Kota Tasikmalaya.

Acara yang berlangsung di Aula Kecamatan Tawang pada Rabu (21/8/2024) ini membahas mengenai pentingnya mewaspadai burnout di tempat kerja.

Burnout, menurut dr Rendi, bukanlah sekadar kelelahan biasa yang bisa hilang dengan istirahat singkat. Menurutnya burnout adalah hasil dari akumulasi stres tinggi di tempat kerja yang berlangsung dalam jangka panjang. 

"Burnout disebabkan oleh kombinasi stres kerja yang kronis, kepribadian yang rentan terhadap stres, dan masalah pribadi dalam keluarga," jelasnya. Rabu (21/8/2024) 

Beberapa gejala yang sering muncul pada individu yang mengalami burnout menurut dr Rendi, meliputi:

  1. Hilangnya Energi:
    Pekerja yang mengalami burnout sering kali merasa lelah dan kurang energi, bahkan setelah beristirahat semalaman. Kondisi psikosomatik ini mencerminkan ketidakpuasan yang berawal dari pikiran, tetapi merembet hingga ke kondisi fisik.
     
  2. Depresi:
    Seiring waktu, pekerjaan mulai terasa sebagai beban yang menciptakan depresi kronis. Setiap hari terasa semakin berat dan tidak menyenangkan.
     
  3. Kurang Motivasi:
    Ketika burnout melanda, motivasi untuk bekerja menurun drastis. Antusiasme terhadap proyek baru menghilang, dan kinerja pun tidak lagi berada di puncaknya.
     
  4. Sulit Tidur:
    Kegelisahan yang menghantui pikiran membuat penderita burnout sulit untuk tidur nyenyak. Kekurangan tidur ini kemudian berdampak pada penurunan kualitas kerja, yang semakin memperburuk kondisi kelelahan.
     
  5. Keputusasaan:
    Ini mungkin adalah gejala yang paling merusak. Orang yang mengalami burnout merasa putus asa, kehilangan harapan akan masa depan dan mulai percaya bahwa tidak ada perusahaan lain yang mau menerima mereka. Hal ini kemudian berdampak pada berbagai aspek kehidupan mereka.

Proses Burnout: Tahapan yang Bertahap

Burnout tidak terjadi secara instan. Prosesnya sering kali berlangsung secara bertahap selama dua tahun atau lebih, hingga mencapai puncaknya.

Berikut adalah tahapan-tahapan yang dijelaskan oleh dr. Rendi:

  1. Antusiasme:
    Pada tahap awal, individu sangat termotivasi dalam pekerjaannya hingga cenderung menghabiskan terlalu banyak energi.   
     
  2. Stagnasi:
    Seiring waktu, individu mulai merasa bahwa harapan-harapan mereka tidak terpenuhi, dan ini memicu kekecewaan serta keluhan.
     
  3. Frustrasi:
    Muncul perasaan ketidakberdayaan, kekecewaan, dan hilangnya kontrol atas pekerjaan. Tahap ini sering kali disertai dengan kelelahan kronis dan perasaan mudah tersinggung.
     
  4. Apatisme:
    Motivasi dan kepercayaan diri mulai menghilang, digantikan dengan kebosanan dan keterpisahan emosional dari pekerjaan.
     
  5. Keputusasaan:
    Pada tahap terakhir, keyakinan akan masa depan telah hilang. Penderita mulai mengisolasi diri secara sosial, bertindak negatif, atau menunjukkan tanda-tanda depresi berat.

Langkah Mengatasi Burnout

Mengatasi burnout memerlukan tindakan yang tepat dan segera. dr. Rendi dalam paparannya  memberikan beberapa saran untuk mengatasi kondisi ini, diantaranya :

  • Mengambil Cuti:
    Istirahat adalah langkah pertama yang penting untuk memulihkan energi dan keseimbangan mental.
     
  • Refreshing:
    Melakukan kegiatan yang menyenangkan seperti berjalan-jalan atau membuat orang lain tertawa dapat membantu meredakan stres.
     
  • Konsultasi:
    Berbicara dengan psikolog, orang-orang terdekat, atau mentor dapat memberikan dukungan dan nasihat yang berharga.
     
  • Ciptakan Ritual Pagi:
    Mengembangkan kebiasaan pagi yang positif dapat membantu membangun semangat dan fokus untuk hari yang akan datang.
     
  • Berganti Profesi:
    Jika pekerjaan saat ini terlalu menekan, mempertimbangkan untuk berganti profesi bisa menjadi solusi jangka panjang.
     
  • Manajemen Stres:
    Mengelola stres dengan baik melalui berbagai teknik seperti meditasi, olahraga, atau hobi dapat mencegah burnout.
     
  • Tuliskan Kembali Tujuan Hidup:
    Mengingat dan menuliskan kembali tujuan hidup dapat membantu memulihkan motivasi dan semangat.

Pentingnya Gaya Hidup Seimbang

dr. Rendi menekankan bahwa gaya hidup yang seimbang adalah kunci untuk mencegah stres yang dapat berakumulasi menjadi burnout. Dengan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, individu dapat menikmati hidup yang lebih sehat dan produktif.

Di era modern ini, di mana tekanan kerja terus meningkat, penting bagi setiap pekerja untuk mengenali tanda-tanda burnout dan mengambil langkah pencegahan yang tepat. Dengan demikian, mereka dapat menjaga kesehatan mental dan fisik, serta terus memberikan kinerja terbaik dalam karier mereka.

Burnout menurutnya merupakan fenomena yang semakin sering dibicarakan di kalangan pekerja, terutama di era digital saat ini.

"Dengan meningkatnya tekanan kerja dan tuntutan produktivitas, pemahaman tentang burnout dan cara mengatasinya menjadi penting bagi kesejahteraan pekerja." pungkasnya.  (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES