Komunitas Bumi Kreasi Jatiluhur Sukses Berdayakan Masyarakat dengan Pemanfaatan Eceng Gondok

TIMESINDONESIA, PURWAKARTA – Sudah bertahun-tahun Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, dipenuhi eceng gondok, karenanya merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum yang tentunya ikut terdampak. Namun, berkat komunitas Bumi Kreasi Jatiluhur, persoalan tanaman ini sudah bisa diatasi.

Eceng gondok yang semula menghambat aktivitas masyarakat sekitar hingga menurunkan pariwisata, sekarang sudah bersih bahkan menjadi hal yang ditunggu-tunggu kehadirannya oleh masyarakat.

Advertisement

"Karena masyarakat telah menyadari bahwa eceng gondok dapat menghasilkan produk yang bernilai ekonomi kreatif, yang salah satunya menjadi kerajinan tangan," kata Tanissa Puti Rahmadiva, SSos, founder Komunitas Bumi Kreasi Jatiluhur, Rabu (28/8/2024).

Menurut pemilik akun media sosial Instagram @tanissardiva, Bumi Kreasi hadir memberikan pelatihan serta penyadaran ke masyarakat untuk mengelola eceng gondok hingga menjualnya. 

"Semula masyarakat belum ada yang memiliki keterampilan menganyam, kemudian masyarakat di sekitar Waduk Jatiluhur diberdayakan agar memiliki keterampilan menganyam oleh Bumi Kreasi Jatiluhur," ucapnya.

Hasil kerajinan Bumi Kreasi Jatiluhur. (FOTO: Tanissa for TIMES Indonesia)

Dirinya menyebut, bahwa hingga saat ini sudah tercatat ada 20 orang perajin dari Kecamatan Jatiluhur dan Kecamatan Sukasari yang mengitari Waduk Jatiluhur. 

Tanissa mengungkapkan, Bumi Kreasi Jatiluhur merupakan komunitas yang didirikan olehnya untuk memberdayakan masyarakat sekitar Waduk Jatiluhur. 

Ia saat ini menjadi social entrepreneur melalui pemberdayaan masyarakat yang merupakan lulusan terbaik jurusan Pengembangan Masyarakat Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

"Bumi Kreasi Jatiluhur terdapat aneka kerajinan mulai dari merchandise, fashion, hingga home decoration," tutur Tanissa.

Ia menambahkan, Bumi Kreasi Jatiluhur memulai sosialisasi kepada masyarakat dan stakeholder setempat sejak bulan Oktober 2021, lalu pelatihan pengolahan eceng gondok pertama kalinya di Sukasari pada awal tahun 2022.

"Kemudian mengadakan pelatihan keterampilan menganyam eceng gondok kembali hingga pendampingan di Jatiluhur hingga akhir tahun 2022. Pada awal tahun 2023 Bumi Kreasi Jatilhuur sudah aktif menjual produknya hingga ekspor ke Eropa," tandasnya.

Sebagai informasi, Tanissa juga menjadi pemuda pelopor bidang pemanfaatan sumber daya alam (SDA) dan lingkungan Kabupaten Purwakarta, Duta Satuan Pendidikan Peduli Edukasi (Sapulidi) Provinsi Jawa Barat yang aktif menjadi narasumber mengenai pelestarian lingkungan hidup dan membangun bisnis dalam penguatan peran sekolah adiwiyata dan UKS dalam pelestarian DAS Citarum di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. 

Menurut Tanissa, penjualan Bumi Kreasi Jatiluhur sudah tembus ke Eropa, ekspor kerajinan sandal dan tas eceng gondok. Lalu, ikut serta dalam pagelaran di negara Brunei Darussalam. Penjualan kerajinan eceng gondok Bumi Kreasi Jatiluhur memiliki omset puluhan juta per bulannya.

"Kami menerima kunjungan sekolah/outing class bagi sekolah yang ingin belajar langsung proses pembuatan kerajinan dari awal mengambil eceng gondok dari Waduk Jatiluhur hingga memprosesnya menjadi kerajinan," imbuhnya. 

Hal ini ucap Tanissa, juga membangkitkan semangat pelajar untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sekitarnya, serta mendorong pelajar untuk lebih kreatif. 

"Sekolah-sekolah yang sudah mengikuti outing class di Bumi Kreasi Jatiluhur salahsatunya SMAN 1 Purwakarta, dan sekolah yang sudah mengikuti magang salah satunya sekolah SMPS Alam Purwakarta," tandasnya.

Bumi Kreasi Jatiluhur menerima pemesanan produk kerajinan sesuai permintaan dan juga membuka outing class atau magang bagi sekolah mulai dari SD, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi Negeri. 

Informasi dapat menghubungi +62 812-1227-3664, instagram @bumikreasi.id atau @tanissardiva, email [email protected]

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.