Peristiwa Daerah

Pameran Patung Agus Sujito, Merayakan Kemerdekaan Seni

Selasa, 03 September 2024 - 21:30 | 33.38k
Patung 7 Jerapah karya Agus Sujito yang melambangkan kematian kreativitas. (M Tsabit Taqy Izdihari/TIMES Indonesia)
Patung 7 Jerapah karya Agus Sujito yang melambangkan kematian kreativitas. (M Tsabit Taqy Izdihari/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Perupa Agus Sujito menggelar pameran tunggal di Galeri Raos di Kota Batu. Sculpture exhibition bertajuk “DEADLINE IS DEAD” yang dimulai sejak tanggal 31 Agustus sampai 8 September ini menampilkan 7 karya dengan total patung sebanyak 17. 

Pameran tunggal pertama yang digelar oleh Agus ini merupakan siasat dari kemerdekaannya menjadi seorang seniman patung. Karena pengalamannya selama kerja proyek yang otomatis terikat oleh kontrak, Agus tidak bisa bebas dalam menyalurkan kreativitasnya dalam seni yang dibuat olehnya.

Advertisement

“Saya mengerjakan pesanan banyak di tempat wisata jadi harus mengikuti pesanan cutomer saya. Jadi mau bikin ini itu, dari bentuk, warna dan segala macam harus mengikuti kemauan mereka," papar Agus kepada tim TIMES Indonesia, Selasa (3/9/2024).

Pameran-Patung-2.jpgPengunjung pameran tunggal Agus Sujito di Galeri Raos Kota Batu. (foto: M Tsabit Taqy Izdihari/TIMES Indonesia)

Agus merasakan ketidakpuasan saya, karena kadang-kadang bertentangan dengan jiwa dan kemamuannya. Ada karya yang menurutnya jelek, tapi menurut klien bagus. Hal ini mengusiknya.

"Tapi ya mau gimana lagi, mereka yang bayar. Berawal dari situ, akhirnya saya menggelar pameran pertama saya dan saya ingin berkarya untuk diri sendiri, jadi merdeka saya disini," ucapnya. 

Karya karya patung yang dipamerkan memiliki beragam bentuk yang unik, ada patung Agus Sutijo sendiri, ada patung Punakawan, Sapi, wajah Soekarno, Semar di atas cangkang telur, beberapa kepala jerapah dan seseorang yang melihat bintang. Semua kaya itu dituntaskan dalam waktu 4 bulan menjelang pameran tunggal tersebut.

“Dalam satu tahun ini 4 bulan saya mengerjakan (karya-karya), semuanya 4 bulan," kata Agus.

Punakawan merupakan salah satu tokoh pewayangan di Jawa yang populer. Terdiri dari 4 tokoh yaitu Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong yang masing masing tokoh mempunyai kepribadian masing masing yang optimis. Dalam karyanya Agus, ia ingin masyarakat dapat meniru sifat yang dimiliki oleh tokokh Punakawan tersebut.

“Kalau Punakawan ini kan istilahnya dia kan sebagai gambaran sebuah teladan, jadi yang diteladani itu sifat sifat dan perilakunya.” Ujarnya.

Pameran-Patung-3.jpgKarya Agus Sujito yang menvisualkan tokoh Punakawan. (foto: M Tsabit Taqy Izdihari)

Dalam karyanya yang berjudul “Green Head” yang memvisualkan sapi yang seperti terbuat dari batu dan kepalanya berwarna hijau memiliki makna yang disampaikan kepada pengunjung agar memiliki watak yang berkepala dingin.

“Green Head inikan dia (seperti) batu keras, sapi juga wataknya kan keras, tapi saya bikin hijau (kepala sapi) itu supaya kesannya kan adem, jadi istilahnya bisa dikatakan kepala dingin lah," katanya.

Agus membuat dirinya sendiri dalam bentuk patung dalam karyanya yang berjudul ‘I am Here’ yang memiliki makna bahwa ia bebas, terlebih dalam ruang kesenian. Lalu karya dengan judul ‘Unfinished’ yang menvisualkan Soekarno dengan dibaluti baricade tape dengan tulisan frigale yang bermakna bahwa perjuangan Soekarno belum selesai dan hati hati serta tidak gegabah dalam meneruskan perjuangannya.

Lalu karya dengan judul ‘Star In Night’ dengan bentuk orang berdiri menatap bintang yang menandakan bahwa ketenangan malam dengan langit dihiasai bintang membuat pikiran seseorang menjadi jernih ketika melihatnya. ‘Reborn’ judul karya yang menggambarkan Semar yang baru menetas dari telur, memiliki arti semangat yang lahir kembali.

Karya dengan judul ‘DEADLINE IS DEAD’ yang menvisualkan 7 kepala Jerapah yang dimana salah satu dari kepala tersebut runtuh dan hancur sebagai tanda dari ‘deadline’ pekerjaan proyek yang dikerjakan oleh Agus Sujito.

“Jadi yang ini (salah satu karya berbentuk kepala Jerapah) saya hancurkan, seakan akan yaudalah kamu (deadline) sudah mati, yang membatasi kreativitas saya,” ujar Agus. (*)

Pewarta: M Tsabit Taqy Izdihari

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES