BSTC - Pertamina Kolaborasi Pelestarian Penyu di Pantai Bajulmati
TIMESINDONESIA, MALANG – Bajulmati Sea Turtle Conservation (BSTC) Malang akan menggelar acara pelepasan 2000 tukik (anak penyu) pada 7 September 2024 mendatang. Kegiatan ini rangka merayakan 15 tahun BSTC Malang.
Acara yang diberi nama Gebyar Konservasi ini dibuka untuk khalayak umum dan diadakan di Ibu kota Penyu BSTC, Pantai Bajulmati Malang.
Advertisement
Disebut ibu kota penyu karena dibentang pantai 2000 kilometer terdapat 58 titik pendaratan penyu. Pantai Bajulmati memiliki pasir yang berwarna coklat. Pasir coklat ini identik dengan Penyu Lekang dan Penyu Belimbing. Sedangkan di Pantai Lenggo dan Parang Dowo memiliki pasir putih yang identik penyu sisik dan hijau
Berbagai rangkaian kegiatan menarik yang dapat diikuti oleh peserta dalam Gebyar ini, diantaranya sekolah alam, musik akustik pantai oleh band ‘Pagi Tadi’, lomba Kano, jelajah hutan mangrove, tanam mangrove, kunjungan fasilitas konservasi penyu, hingga pameran metode konservasi.
Muhammad Iqbal Maghribi, kader konservasi bagian penelitian dan pengembangan BSTC Malang menjelaskan, sepanjang tahun 2024, BSTC Malang telah merelokasi 100 sarang penyu di Malang Selatan dalam upaya pelestarian satwa dilindungi ini. Adapun persentase penetasan penyu BSTC mencapai angka 99,6 persen.
Iqbal menambahkan, BSCT terus melakukan kolaborasi dengan banyak pihak termasuk dengan PT. Pertamina Patra Niaga FT Malang. Kolaborasi terbaru adalah mengelar diskusi terkait konservasi penyu yang digelar di Universitas Negeri Malang, Selasa (3/9/2024).
Dalam berbagai kegiatan BSTC Malang yang terus menerus menguatkan upaya pelestarian penyu. Iqbal mengatakan, bersama pihak terkait, yang berperan dalam bidangnya masing masing, relawan melakukan penjagaan ekosistem hutan pantai sehingga memberikan suplai darat yang baik untuk tempat penyu bertelur.
"Kami juga terus sosialisasi dan edukasi mengenai regulasi konservasi penyu kepada masyarakat atau pengunjung pantai, hingga peraturan peraturan perlindungan penyu secara hukum," ucapnya.
Sutari, pendiri yayasan konservasi penyu BSTC Malang, mengatakan di Malang, terdapat lima jenis penyu. Yang terbesar Penyu Belimbing, Penyu Hijau, Penyu Sisik, Penyu Pipih, dan Penyu Lekang yang tidak memiliki tempayak.
Dalam hal pelestarian, ada banyak tantangan yang dihadapi. Salah satunya, masih banyak penyu yang diperdagangkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab. Beberapa penyu ini diambil dagingnya untuk dimakan atau diambil cangkangnya sebagai barang cinderamata.
Tidak hanya diperdagangkan, banyak kasus penyu yang terjaring jala nelayan dan tidak dikembalikan kepada pihak konservasi.
Sejak 2023 BSTC dan beberapa pihak dinas atau terkait telah melakukan perjanjian Tripartit dalam upaya pelestarian alam melalui konservasi penyu. Perjanjian ini menghasilkan kolaborasi dan kerjasama dengan berbagai pihak. BSTC baru baru ini membuka kerjasama dengan FMIPA Universitas Negeri Malang dan membuka peluang bagi mahasiswa yang ingin magang di BSTC selama 5 tahun mendatang.
Sejak 2023, BSTC telah menjalin perjanjian Tripartit dengan berbagai pihak untuk mendukung pelestarian alam melalui konservasi penyu. Perjanjian ini mencakup kolaborasi dengan FMIPA Universitas Negeri Malang, yang membuka peluang magang bagi mahasiswa selama lima tahun ke depan.
Saat diskusi terkait konservasi penyu yang digelar di Universitas Negeri Malang, Tony Kurniawan, Fuel Terminal Manager Malang dari PT. Pertamina, menekankan pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan, termasuk dukungan terhadap program pelestarian penyu di Bajulmati.
"Pertamina telah bekerja sama dengan BSTC dan Sutari sejak 2018, sejalan dengan komitmen mereka terhadap pengelolaan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat," ucapnya.
Sementara Nur Patria Kurniawan, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur, juga menjelaskan bahwa BBKSDA terlibat dalam upaya pelestarian penyu melalui regulasi dan perlindungan hukum. BBKSDA bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk akademisi dan pemerintah daerah, untuk memastikan keberhasilan program konservasi ini.
Sedangkan Ir. Loesy Triana dari Perhutani KPH Malang menekankan pentingnya pemanfaatan kawasan hutan tidak hanya untuk konservasi tetapi juga sebagai destinasi wisata. Melalui BSTC Malang, diharapkan kawasan hutan dapat dikelola dengan baik untuk mendukung kedua tujuan ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |