Peristiwa Daerah

Tekan Pengangguran, Coca Cola Dukung Program APINDO UMKM Merdeka

Jumat, 06 September 2024 - 18:35 | 27.37k
APINDO dan Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia menunjukkan surat penandatanganan kerja sama saat Rakerkonas di Surabaya. (Foto: Dok.APINDO)
APINDO dan Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia menunjukkan surat penandatanganan kerja sama saat Rakerkonas di Surabaya. (Foto: Dok.APINDO)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) dan Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia melakukan penandatanganan memorandum of understanding (kerja sama) di sela Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional atau Rakerkonas di Surabaya.

Penandatanganan paket kerja ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing sektor usaha mikro dan kecil menengah (UMKM) melibatkan dunia pendidikan yang diberi nama APINDO UMKM Merdeka (AUM). Dimana program itu telah berjalan sejak 2023.

Advertisement

“Kerja sama kami dengan APINDO fokus pada pemberdayaan UMKM dan optimalisasi potensi mahasiswa melalui AUM. Kami memilih bidang ini karena UMKM merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia,” kata Direktur Public Affairs Communication & Sustainability CCEP Indonesia, Lucia Karina, Jumat (6/9/2024).

Ia menambahkan bahwa sejauh ini sektor UMKM mampu berkontribusi terhadap perkeonomian nasional dan telah menyerap 97 persen tenaga kerja, sekaligus berkontribusi 60 persen terhadap PDB nasional. 

Kekuatan UMKM juga terlihat saat keluar dari ancaman krisis ekonomi akibat pelemahan rupiah tahun 2018 dan pandemi Covid-19 yang mengancam resesi global. Dampak positif yang ditimbulkan adalah mampu menekan tingkat pengangguran terbuka (TPT).

Menurutnya, program ini sekaligus menjawab kebutuhan 9,32 juta mahasiswa aktif yang ingin berpartisipasi dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

"Banyak mahasiswa yang sulit magang. Padahal, mahasiswa membawa perspektif segar dan keterampilan digital yang sangat dibutuhkan UMKM di era digital saat ini," tandasnya.

Karina menyatakan, CCEP Indonesia berusaha menjembatani kesenjangan antara kebutuhan industri dan kesiapan lulusan. Selain itu, program ini membantu mengatasi tantangan utama yang dihadapi UMKM, seperti pemasaran, keuangan, pemodalan, serta bahan baku dan teknologi. 

“Harapan kami AUM bisa meningkatkan daya saing UMKM, baik di tingkat nasional maupun global,” Karina menambahkan.

Ketertarikan CCEP Indonesia bekerja sama dengan APINDO tak lepas dari kesamaan visi. Bahkan proses penyatuan visi itu telah dilakukan sejak tahun 2022. Lamanya penyatuan visi tak lepas dari penyesuaian kebutuhan dan karakter lokal.

Karina mengakui penyatuan visi ini membutuhkan komitmen jangka panjang. Sebab kedua belah pihak perlu melakukan pemahaman mendalam tentang kebutuhan UMKM, serta potensi mahasiswa Indonesia. 

“Kami melakukan berbagai studi, diskusi, dan uji coba agar program ini benar-benar menjawab kebutuhan. Sebab, kerja sama ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan media,” urainya. 

Meski butuh waktu dalam menyatukan visi, CCEP Indonesia tidak sulit mengaplikasikan bersama APINDO.

Sebab, Coca Cola telah melakukan program ini sejak tahun 2018 dengan nama UMKM Bina Mandiri. Nama ini kemudian bertransformasi menjadi APINDO UMKM Merdeka tahun 2023 lalu.

Fokus utama kerja sama ini adalah pengembangan kapabilitas UMKM, dan competence-based link & match antara mahasiswa dan UMKM.

Artinya, program ini menitikberatkan pada pendampingan, penelitian dan pengabdian masyarakat, selain pengajaran.

“Kami menyiapkan tujuh modul di program ini, yakni tata kelola usaha, tata kelola produksi, tata kelola pemasaran, tata kelola pemasaran digital, pengembangan usaha dan permodalan, character building, dan tata kelola keberlanjutan. Masing-masing dirancang untuk mengembangkan aspek kritis UMKM,” Karina menerangkan.

Ketua Umum DPN APINDO, Shinta Widjaja Kamdani mengakui hasil survei internal membuktikan problem UMKM cukup kompleks. Dasar inilah yang melatarbelakangi kerja sama dengan Coca Cola untuk mengaplikasikan dalam APINDO UMKM Merdeka.

“Hasil survei itu membuat kami ingin UMKM tumbuh berkelanjutan. Kami mendorong UMKM bisa memberikan dampak sosial, bukan sekadar profit,” ungkap Shinta.

Shinta menambahkan, banyak perusahaan besar yang menjadi anggota APINDO. Nah, anggota inilah yang didorong menjadi mentor bagi UMKM. Sekaligus menyiapkan program 1.000 pengusaha mengajar untuk membantu UMKM agar terus tumbuh.

Program yang dikeroyok Coca Cola dan APINDO ini merupakan komitmen pencapaian UN sustainable development goals. Program ini berkontribusi pada beberapa tujuan seperti pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi (SDG 8), industri, inovasi dan infrastruktur (SDG 9), serta kemitraan untuk mencapai tujuan (SDG 17). (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES