Peristiwa Daerah

Kota Malang Berpeluang Besar Masuk Kota Kreatif UNESCO

Jumat, 27 September 2024 - 12:07 | 35.37k
Tim Panselnas UCCN saat berkunjung ke MCC. (FOTO: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Tim Panselnas UCCN saat berkunjung ke MCC. (FOTO: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANGKota Malang memiliki peluang besar masuk dalam jaringan Kota Kreatif UNESCO atau UNESCO Creative Cities Network (UCC). Hal ini ditandai dengan masuknya Kota Malang di empat besar usulan nominasi anggota UCCN.

Bahkan, Tim Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) saat melakukan kunjungan ke Kota Malang, cukup terpukau dengan kehadiran beragam kreatifitas, khususnya di Malang Creative Center (MCC).

Advertisement

Tim-Panselnas-UCCN-2.jpg

"MCC ini menurut saya sudah sangat beragam ya. Saya mengunjungi tempat seperti ini, saya pikir ini sudah sangat kaya. Jadi aktivitasnya melebihi dari apa yang saya berpikir ada creative hub. Di sini ada co-working space, jadi kaya kombinasi," ujar Tim Panselnas, Hari Waluyo, Jumat (27/9/2024).

Diketahui, saat ini Kota Malang berebut menuju dua besar peraih UCCN. Dimana, jika masuk dalam dua besar, peluang Kota Malang dikanca dunia sangatlah terbuka.

Tim-Panselnas-UCCN-3.jpg

Tim Panselnas selain mengunjungi MCC, ia juga berkeliling mengunjungi lokasi lain, seperti Kayutangan Heritage, kemudian City Tour ke Candi Badut, Monumen Pahlawan Trip, Ijen, Alun-alun, Kampung Warna-Warni hingga menuju ke Kawasan Ekonomi Kreatif (KEK).

"Kota Malang memasukkan Idossier dan sudah dipresentasikan beberapa waktu lalu di Jakarta. Kemudian, kami ingin melihat fakta di lapangan juga seperti apa," ungkapnya.

Kedatangan Tim Panselnas bersama Tim Kemenparekraf RI menjadi penilaian atau penentu Kota Malang masuk dalam UCCN. 

"Bisa jadi misalnya saya melihat ini, mestinya bisa masuk, nah saya beri arahan juga agar dimasukkan," ungkapnya.

Tak hanya itu, Tim Panselnas juga mengapresiasi penataan Kayutangan Heritage Malang. Dimana, yang mulanya menjadi kawasan kumuh dan sepi, kini berhasil ditata menjadi destinasi wisata utama Kota Malang.

"Saya melihat cukup luar biasa Kayutangan ini, sehingga perlu diapresiasi," katanya.

Sementara, Wakil Ketua Komite Ekraf, Vicky Arief mengaku bersyukur sudah bisa mengikuti beberapa tahapan. Mulai dari masuk 12 besar, enam besar, kini mengerucut empat besar. Mengajukan sebagai kota kreatif, Kota Malang menunjukkan ‘Masa Lalu, Hari ini dan Masa Depan’ yang tercerminkan dalam beberapa objek visitasi. 

"Nantinya jika Kota Malang bisa masuk dalam UCCN, ini peluang besar berdampak. Misalnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke Indonesia memandang dari yang masuk UCCN," kata Vicky.

Hal ini tentunya akan berdampak positif terhadap masyarakat Kota Malang. Namun siapa yang terpilih nanti, pengumuman rencananya akan dilakukan sebelum 20 Oktober 2024 mendatang. 

Terpisah, Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan mengapresiasi atas lolosnya Kota Malang dalam seleksi nasional pengusulan nominasi anggota Jaringan Kota Kreatif UNESCO. Iwan mengaku bangga dan sangat mengapresiasi capaian tersebut.

Atas hasil ini, Kota Malang mengikuti seleksi tahap selanjutnya bersama 3 daerah lain. Yakni Kota Makassar, Kota Tangerang, dan Kabupaten Ponorogo. 

Ia meyakini bahwa lolosnya Kota Malang beberapa tahap seleksi tersebut juga tidak terjadi begitu saja. Hal itu menunjukkan bahwa Kota Malang punya kapasitas dan potensi besar untuk menjadi salah satu kota kreatif di dunia. Terlebih gagasan kreatif yang disajikan menjadi yang pertama ada di Indonesia. 

"Tentu kita semua bersyukur dan menjadi satu kebanggaan bisa lolos di dua tahapan seleksi UCCN. Ini membuktikan begitu besar kapasitas dan potensi yang kita miliki untuk menjadi salah satu kota kreatif dunia," tutur Iwan.

Ia juga menambahkan, Kota Malang punya segalanya untuk menjadi kota kreatif. Bahkan, landasan kreatif di Kota Malang sudah terbangun dengan baik dan berkelanjutan. Bahkan, dirinya juga berkeyakinan bahwa keberadaan MCC, semakin menumbuhkan potensi kreatif dan mengampu segala sumber daya yang ada. 

"Harapan, mimpi dan gairah besar ini menjadi stimulus positif sehingga bisa menciptakan ide, gagasan kreatif. Dan saya dilapori Bu Kaban (kepala Bappeda) dan Komite Ekonomi Kreatif (KEK), Malang city of media art ini jadi satu-satunya yang ada di Indonesia," harapnya.

Selain itu, predikat sebagai Kota Pendidikan  telah menjadi identitas bagi Kota Malang dan turut memberikan keuntungan tersendiri. Menurut Iwan, keuntungan ini dibuktikan dengan maraknya kegiatan kreatif di MCC yang sebagain besar didominasi pelajar dan mahasiswa. 

"Kota malang sebagai Kota Pendidikan juga ikut berpengaruh. Ada keuntungan di situ. Bisa kita lihat aktivitas di MCC. Dominasinya pelajar dan mahasiswa. Artinya mereka juga bisa sebagai pelaku, bisa juga sebagai market potensial," ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES