Peristiwa Daerah

Setiap Desa/Kelurahan di Kota Banjar Belum Bebas Stunting, Kelurahan Hegarsari Tertinggi

Rabu, 02 Oktober 2024 - 22:36 | 35.49k
Kepala DPPKB Kota Banjar, Budi Hendrawan saat memberikan keterangan pers terkait stunting. (FOTO: Susi/TIMES Indonesia)
Kepala DPPKB Kota Banjar, Budi Hendrawan saat memberikan keterangan pers terkait stunting. (FOTO: Susi/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANJAR – Kelurahan Hegarsari menjadi wilayah dengan angka penyebaran stunting terbanyak di Kota Banjar. Ini disampaikan Kepala DPPKB Kota Banjar, Budi Hendrawan kepada Times Indonesia usai menggelar Rembug Stunting tingkat Kota Banjar.

"Tapi secara keseluruhan untuk tingkat Kota Banjar sudah mengalami penurunan walaupun belum signifikan," jelasnya, Rabu (2/10/2024).

Advertisement

Budi menjelaskan bahwa dalam periode tiga bulan terakhir ini terjadi tren penurunan dengan rincian di bulan Juni sebanyak 762 orang, bulan Juli menurun menjadi 739 orang dan bulan Agustus turun lagi jadi sebanyak 704 orang.

Adapun beberapa indikator tertinggi yang menjadi penyebab stunting dijelaskan Budi dilatarbelakangi faktor kemiskinan.

"Hal ini berdampak pada masalah kekurangan asupan gizi kronis dan berdampak terhadap gangguan terlambatnya pertumbuhan anak," terangnya.

Budi menambahkan bahwa pihaknya menargetkan Kota Banjar bebas stunting tahun 2045 untuk menuju generasi emas 2045 yang sehat dan cerdas sekarang ini.

Ia menyampaikan berdasarkan survey dari tahun 2022 untuk Kota Banjar terjadi peningkatan sebesar 19,3% dan pada tahun 2023 sebesar 23,6%.

"Tentunya ada peningkatan 4,3% dari tahun sebelumnya dan ini menjadi tantangan berat di tahun 2024 dimana kita ditargetkan oleh Nasional maupun Provinsi di angka 14%," sebutnya.

Ia menjelaskan bahwa belum ada Desa maupun Kelurahan di.Kota Banjar yang bebas stunting.

"Hampir disetiap desa dan kelurahan ada angka stunting dan yang paling sedikit di Desa Cibeureum, Situbatu dan Neglasar sebanyak 6 kasus," jelasnya.

Sebelumnya, Pj Wali Kota Banjar, Ida Wahida Hidayati, dalam Rempug Stunting yang digelar di Aula Setda Selasa kemarin menyampaikan bahwa percepatan penurunan stunting itu adalah tanggungjawab bersama.

"Baik itu pemerintah maupun swasta, termasuk lintas sektoral. Kami targetkan Banjar bebas stunting untuk generasi emas 2045. Yakni, melalui Kota Banjar gaspol saja menuju generasi sehat dan cerdas," ujarnya.

Menurutnya, untuk menuju generasi sehat maka diperlukan komitmen dan semangat kebersamaan lintas sektoral untuk penurunan dan pencegahan stunting baru di Kota Banjar.

Salah satu langkah yang harus dilakukan adalah melalui intervensi sensitif pencegahan stunting kepada remaja usia 19 - 24 tahun yang belum menikah.

"Selain itu, intervensi kepada calon pengantin sebelum menikah. Tepatnya, 3 bulan sebelum menikah. Pencegahan stunting lainnya pada 1000 hari pertama kehidupan bagi ibu hamil dan bayi dibawah 2 tahun," katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES