Peristiwa Daerah

Kapolsek Pensiun, Diantar Kapolres Pacitan Keluar Pakai Becak Seperti Raja Jalanan

Rabu, 23 Oktober 2024 - 13:35 | 1.09m
Kapolres Pacitan AKBP Agung Nugroho mendorong becak mengantarkan AKP Sugeng Rusly Muslan yang purna tugas. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Kapolres Pacitan AKBP Agung Nugroho mendorong becak mengantarkan AKP Sugeng Rusly Muslan yang purna tugas. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PACITAN – Di halaman Polres Pacitan pagi tadi, angin berhembus sepoi-sepoi, seperti sedang ikut menyaksikan momen penting dalam kehidupan para penegak hukum.

Rabu, 23 Oktober 2024, bukanlah hari sekadar upacara serah terima jabatan biasa. Ini adalah hari yang penuh dengan wajah-wajah baru, pejabat baru, dan yang tak kalah penting, momen perpisahan bagi AKP Sugeng Rusly Muslan, seorang kapolsek yang segera menepi dari tugas negara. Pensiun.

Advertisement

Upacara dimulai pukul 08.00 WIB, pas di depan markas Polres Pacitan. Tidak terlalu megah, tapi cukup untuk membuat bulu kuduk merinding. Bukan karena takut, tapi karena ada yang terasa menusuk di hati: perpisahan.

AKP Sugeng, pria yang selama ini dikenal dengan sapaan Pak Ambon menyerahkan tongkat komando Kapolsek Kota kepada penggantinya, AKP Andreas Hekso Soepriyo. 

Sebuah penyerahan yang tak sekadar formalitas, tapi juga simbolik. Seperti menyerahkan tongkat estafet kepada pelari berikutnya, agar tugas menjaga ketertiban terus berlanjut.

Namun, hari itu bukan hanya tentang Sugeng dan Andreas. Ada juga pergantian lain. IPTU Suyitno kini jadi Kapolsek Tulakan, menggantikan Andreas yang pindah tugas. Lalu, IPTU Makhmuddi Kurnianto menggantikan Suyitno di Ngadirojo. 

purna-tugas-2.jpg

Kapolsek Pringkuku kini dipegang AKP Giyarno, menggantikan Makhmuddi yang pindah ke Ngadirojo. Sementara IPTU Haming Agus Purnama, yang dulu Kapolsek Kebonagung, digantikan IPDA Yuyun Krisdiantoro yang siap membawa perubahan di Nawangan.

Kapolres Pacitan, AKBP Agung Nugroho, memimpin upacara dengan khidmat. Ia tidak bicara panjang lebar, hanya mengucapkan terima kasih kepada yang lama dan selamat datang kepada yang baru. Tapi di balik kata-katanya, tersirat pesan penting: tugas di lapangan bukan hal mudah, tapi harus tetap dijalankan dengan penuh tanggung jawab.

Lalu tibalah saat yang paling dinanti, sekaligus yang paling mengharukan. Setelah serangkaian prosesi yang formal dan kaku—sumpah jabatan, penandatanganan pakta integritas - tiba-tiba suasana berubah. 

Ada becak di tengah halaman Polres. Tapi ini bukan becak biasa. Ini becak yang akan membawa AKP Sugeng, keluar dari markas untuk terakhir kalinya sebagai perwira aktif. Becak itu dikemudikan langsung oleh Kapolres, bukan oleh tukang becak biasa. Sebuah pemandangan yang mungkin langka di zaman serba modern ini. 

Tapi, di sini, di Pacitan, penghormatan dilakukan dengan cara yang sederhana tapi bermakna. Ketika becak mulai melaju perlahan, seluruh peserta upacara berdiri, memberi salam perpisahan. Angin pagi pun seperti ikut mengantar kepergian sang kapolsek yang telah setia menjalankan tugasnya bertahun-tahun.

Upacara ini tidak sekadar rangkaian pergantian jabatan. Ini juga tentang perasaan, tentang kenangan, dan tentang harapan. Di tengah formalitas yang kaku, ada momen haru, ada perpisahan, dan ada penghargaan tulus yang jarang ditemui di tempat lain.

Dan begitulah, Polres Pacitan menutup upacara ini. Lancar, penuh rasa hormat, diiringi oleh para pejabat utama, jajaran kapolsek, Bhayangkari, dan tentunya rasa bangga yang terpendam dalam-dalam. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES