Peristiwa Daerah

Kekosongan Pengurus PSSI Banjarnegara Dipertanyakan, Siapa Layak Menjadi Ketua Baru?

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 13:29 | 33.83k
Nurohman Ahong Ketua KONI Banjarnegara (FOTO: Muchlas Hamidi/TIMES Indonesia)
Nurohman Ahong Ketua KONI Banjarnegara (FOTO: Muchlas Hamidi/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANJARNEGARA – Kepengurusan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Kabupaten Banjarnegara yang kosong sejak beberapa bulan terakhir mulai menimbulkan pertanyaan dari berbagai pihak.

Saat ini, PSSI Provinsi Jawa Tengah mengambil alih kepengurusan sementara karena masa jabatan pengurus sebelumnya telah berakhir.

Advertisement

Banyak yang menantikan musyawarah daerah untuk membentuk pengurus baru, terutama karena beberapa turnamen penting seperti Liga 3 dan Piala Suratin akan segera digelar.

Sejumlah tokoh Banjarnegara muncul sebagai calon yang dinilai layak memimpin PSSI setempat. Di antaranya adalah Anas Hidayat (Ketua DPRD Banjarnegara), Rohman Supriyadi (pemilik Diklat Merden), Sigit Dwi Antoro (pemilik Merden Football Akademi), Kodam (Kepala Desa Kayuares), Nurul Iptak, dan Iputu Dody (mantan Ketua PSSI Banjarnegara).

Menanggapi kekosongan ini, Ketua KONI Kabupaten Banjarnegara, Nurohman Ahong, menyatakan, “Kita masih menunggu kesiapan di Banjarnegara untuk melaksanakan musyawarah kabupaten (Muskab) terkait pembentukan jajaran kepengurusan PSSI Banjarnegara untuk periode 2024-2028.”

Ahong menekankan pentingnya ketua baru yang memiliki kemampuan lobi anggaran, mengingat besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengikuti kompetisi seperti Liga 3.

“Untuk olahraga pengembangan sepak bola membutuhkan dana yang tidak sedikit. Contoh saja kalau ingin lolos di Liga 3 membutuhkan dana sekitar 1,5-2 miliar,” ujarnya.

Selama ini, anggaran PSSI dari KONI sangat terbatas, hanya sekitar 1,5 miliar rupiah yang harus dibagi untuk 42 cabang olahraga di Banjarnegara.

Sepak bola menjadi olahraga favorit masyarakat Banjarnegara, terlihat dari sekitar 25 event yang diadakan setiap tahunnya dan selalu ramai penonton meski tiket dijual dengan harga Rp25.000.

“Dengan tiket 25 ribu, penonton membludak, artinya masyarakat Banjarnegara sangat antusias. Tentu ini modal dunia sepak bola Banjarnegara,” kata Ahong.

Animo besar ini, lanjutnya, adalah aset penting yang dapat dimanfaatkan PSSI Banjarnegara, selain berdampak positif bagi ratusan pedagang kecil yang berjualan selama pertandingan.

Dengan segera dilaksanakannya musyawarah daerah, diharapkan Banjarnegara bisa memiliki kepengurusan PSSI yang solid dan mampu membawa perubahan positif bagi sepak bola daerah ini.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES