Pendakian Gunung Ciremai Jalur Majalengka dan Kuningan Ditutup Sementara
TIMESINDONESIA, MAJALENGKA – Seluruh jalur pendakian di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) ditutup sementara guna pemulihan ekosistem pada 28 Oktober 2024. Termasuk jalur pendakian wilayah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Humas Promosi dan Pemasaran Balai TNGC Ady Sularso di Kuningan membenarkan mengenai informasi penutupan sementara seluruh jalur pendakian di Taman Nasional Gunung Ciremai.
Advertisement
Penutupan sementara seluruh jalur pendakian itu dilakukan hingga waktu yang belum ditentukan. Menurutnya, penutupan aktivitas pendakian ini untuk pemulihan ekosistem kawasan hutan serta memperbaiki tata kelola pada lima jalur pendakian yang ada di gunung tersebut.
"Terkait penutupan ini, kami sudah umumkan secara resmi melalui akun Instagram TNGC,” kata Humas Promosi dan Pemasaran Balai TNGC Ady Sularso, Senin (28/10/2024).
Ia menjelaskan keputusan terkait penutupan aktivitas pendakian di Gunung Ciremai, sudah dituangkan dalam Surat Pengumuman Nomor: PG.903/T.33/TU/HMS/10/2024 yang diterbitkan pada Rabu (23/10) kemarin.
Berdasarkan keputusan tersebut, Balai TNGC secara resmi menghentikan aktivitas wisata alam khususnya pendakian di Gunung Ciremai mulai tanggal 28 Oktober 2024 hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Ady mengatakan untuk pemesanan tiket pendakian di Gunung Ciremai, melalui aplikasi booking online ditutup sementara waktu yang sudah mulai diberlakukan sejak pada Kamis 24 Oktober 2024.
Menurutnya, selama masa penutupan tersebut Balai TNGC akan menggencarkan sosialisasi mengenai Undang-undang (UU) 32 serta Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2024 kepada seluruh pemangku kepentingan, pengelola wisata dan masyarakat.
Sosialisasi ini, kata dia, harus dilakukan karena regulasi tersebut berkaitan erat dengan adanya penyesuaian tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di kawasan TNGC.
“Penyesuaian tarif PNBP ini ada di beberapa aspek seperti tiket masuk pengunjung, tiket masuk rombongan, pungutan jasa kegiatan wisata alam serta pungutan jasa kegiatan foto dan video komersial di kawasan TNGC,” katanya.
Lebih lanjut, Ady mengajak semua pihak untuk mendukung program pemulihan ekosistem di Gunung Ciremai dengan ditutupnya sementara aktivitas pendakian.
Ia menambahkan, kebijakan ini diambil agar kondisi ekosistem di Gunung Ciremai kembali pulih, dengan membiarkan seluruh flora dan fauna berkembang tanpa adanya aktivitas manusia.
Dia menegaskan kebijakan ini merupakan salah satu langkah proaktif untuk memelihara keanekaragaman hayati, serta mengembalikan keasrian alam pada gunung tertinggi di Jawa Barat itu.
"Untuk masyarakat (pendaki) yang sudah merencanakan pendakian dalam waktu dekat ini, mohon untuk melakukan reschedule dan menunggu kabar selanjutnya. Kebijakan ini bertujuan untuk memulihkan ekosistem Gunung Ciremai tetap hijau dan lestari," jelasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |