Peristiwa Daerah

Lia Istifhama Bicara Ketenagakerjaan, Ekspansi Pasar Jaminan Suistanabilitas Tenaga Kerja

Senin, 18 November 2024 - 13:56 | 15.84k
Anggota DPD RI Komite III, Dr. Lia Istifhama M.E.I bersama managemen Pabrik AIM Biscuit di Sidoarjo. (FOTO: dok. Sahabat Ning Lia)
Anggota DPD RI Komite III, Dr. Lia Istifhama M.E.I bersama managemen Pabrik AIM Biscuit di Sidoarjo. (FOTO: dok. Sahabat Ning Lia)

TIMESINDONESIA, SIDOARJO – Ketenagakerjaan di Indonesia terus mengalami peningkatan positif. salah satunya dengan tren menurunnya angka pengangguran. Sebagai contoh data per Agustus 2024, tercatat ada 7,47 juta orang menganggur, yang mana angka ini menunjukkan penurunan angka menganggur dari tahun 2023 ke 2024 sebanyak 390 ribu orang. Pun begitu, persoalan ketenagakerjaan bukan kemudian menjadi sesuatu yang harus dipandang sebelah mata. Hal ini pun menjadi atensi tersendiri bagi senator muda Indonesia, Lia Istifhama

Politisi yang saat ini mengemban tugas di Komite III DPD RI tersebut, turut menyoroti persoalan ketenagakerjaan.

Advertisement

pabrik-4.jpg

“Satu hal yang menjadi pukulan kita semua adalah pailitnya Sritex, sebuah pabrik tekstil legendaris Indonesia. Kebetulan, saya pernah bekerja di Yayasan Cheng Hoo yang mana salah satu pembina almarhum Haji Lukminto, pendiri Sritex. Jadi tentu kabar pailitnya Sritex menjadi pukulan kita semua karena keberadaan pabrik ini sangat menopang perekonomian negeri,” terangnya, Senin (18/11/2024).

Bukan hanya Sritex, ia pun menyinggung pabrik kertas Leces yang kini tinggal nama.

“Kebetulan saya pernah menghadiri acara di AMIK Taruna Leces Probolinggo yang mana lembaga pendidikan ini terinisiasi oleh kemegahan pabrik Leces. Dengan pailitnya Leces, maka tentu menganggu eksistensi lembaga pendidikan tersebut, selain beragam dampak ekonomi lain yang menimpa masyarakat sekitar. Dengan kata lain, berdirinya sebuah industri, menjadi multiplier effect gairah ekonomi dan kemajuan lainnya, seperti pendidikan,” tambahnya.

Berkaca dari hal itulah, ning Lia, sapaan akrabnya, menyebut pentingnya ekspansi pasar sebagai keberlanjutan industri.

“Dengan menyadari pentingnya pertumbuhan industri, maka kita harus bersama-sama menyumbangkan pemikiran bagaimana ekspansi pasar industri lokal maupun nasional diterima oleh global. Bagaimana pemerintah terus menggenjot ekspor dan bagaimana demand atau preferensi masyarakat luar negeri memang terpenuhi oleh produksi nasional.”

pabrik-5.jpg

Ning Lia menambahkan, bahwa beberapa waktu lalu ia mengunjungi Pabrik AIM Biscuit di Sidoarjo. Dalam kesempatan itu, ia pun menyempatkan menjaring aspirasi terkait ketenagakerjaan.

“Saat saya mengunjungi pabrik biskuit tersebut, hal utama disampaikan mereka adalah ekspansi pasar agar mereka terus mampu menyerap tenaga kerja dan memenuhi segala kewajiban dan fasilitas bagi pekerja,” ucapnya.

“Pabrik AIM Biscuit melalui Manager Marketing Marcos Wibowo saat itu, menyampaikan bahwa produk biscuit gabinnya laris manis di Pulau Fiji, kepulauan oceania. Ini tentu kabar bagus karena ada pangsa pasar yang terus bertahan. Namun tentu tidak boleh mengandalkan satu wilayah saja melainkan harus ada peluang perluasan pasar global,” jelasnya.

“Jadi yang utama adalah upaya perluasan pasar ekspor agar industri tetap bertahan dan mampu menyerap tenaga kerja lokal,” ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES