Peristiwa Daerah

PSN Jadi Kunci Hadapi Peningkatan DBD Saat Musim Hujan di Banyuwangi

Selasa, 19 November 2024 - 19:25 | 16.87k
Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti. (Foto : Dok. TIMES Indonesia)
Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti. (Foto : Dok. TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Menghadapi ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD) yang meningkat di musim hujan, Pemkab Banyuwangi mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk aktif terlibat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi mencatat, beberapa bulan terakhir kasus DBD di Bumi Blambangan terbilang rendah. Pada bulan September 2024 terdata sebanyak 17 kasus DBD, menurun di bulan Oktober menjadi 9 kasus DBD.

Advertisement

“Kami terus memantau perkembangan kasus DBD ini, saat ini relatif menurun,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat, Selasa (19/11/2024).

Meski demikian, Amir mengungkap, pada bulan November diprediksi akan ada peningkatan kasus DBD karena penyebab penyebarannya yaitu nyamuk Aedes aegypti mulai berkembang. 

Perkembangan tersebut beriringan dengan mulai masuk hujan pada bulan November di Banyuwangi. Dijelaskan, intensitas hujan rendah yang disusul dengan panas merupakan kondisi ideal untuk nyamuk penyebar virus DBD itu berkembang biak.

“Perkembangan nyamuk Aedes aegypti relatif naik signifikan, karena tempat penampungan air hujan itu menjadi hangat karena panas setelah hujan,” jelas Amir.

“Aedes aegypti itu sebenarnya tidak berbahaya ketika tidak ada kasus DBD, tapi kalau misalnya ada kasus, maka dia akan potensial menyebarkan ke orang sehat,” imbuhnya.

Amir juga mengatakan, data dan pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya, bulan Desember mulai terlihat peningkatan kasus DBD.

“2 tahun terakhir pada bulan Desember kasus DBD selalu naik,” tuturnya.

Melihat fenomena tersebut, Dinkes Banyuwangi mengimbau kepada masyarakat agar rajin melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus, atau Menguras, Menutup dan Memanfaatkan kembali barang bekas.

Menguras tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi, drum, dan toren air minimal seminggu sekali. Menutup tempat penampungan air supaya tidak dijadikan breeding place Aedes aegypti. Dan Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. 

Kemudian Plusnya adalah, menggunakan obat nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, menanam tanaman pengusir nyamuk, menabur larvasida pada tempat penampungan air, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk dan lainya.  
“Ditambah lagi cara efektifnya yakni menghindari tidur di jam 6 sampai dengan jam 8 pagi dan sore hari jam 16 sampai dengan jam 18 dimana waktu nyamuk sedang aktif,” tutur Amir. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES