Strategi Tahes Dorong Ketahanan Pangan Lokal di Tengah Tantangan Global
TIMESINDONESIA, MALANG – Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, mencuri perhatian dengan langkah strategis memperkuat ketahanan pangan berbasis potensi lokal.
Dalam kegiatan bertajuk “Percepatan Pelaksanaan Program Pangan Lokal untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan” yang digelar pada Senin (25/11/2024) di Pendopo Kecamatan, program ini menawarkan solusi inovatif untuk mengatasi ketergantungan pada bahan pangan impor.
Advertisement
Acara yang dihadiri para pemangku kepentingan ini menyoroti pentingnya peran masyarakat dalam mendukung ketahanan pangan yang berkelanjutan. Sekretaris Camat Karangploso, Rino Irawan, S.STP., menyampaikan bahwa konsep Tahes menjadi kunci dalam gerakan ini. Tahes sendiri merupakan singkatan dari tiga program yang dirancang untuk memperkuat kemandirian pangan lokal:
1. Tahes Ilakes: Sehat Tanpa Beras Seminggu Sekali
Tahes Ilakes mengajak masyarakat meninggalkan konsumsi beras dan terigu setidaknya sekali dalam seminggu, dengan menggantinya menggunakan pangan lokal seperti jagung, singkong, atau ubi. Program ini bertujuan tidak hanya untuk menjaga keberagaman pangan tetapi juga menghidupkan kembali potensi karbohidrat lokal yang sering diabaikan.
2. Tahes Mbois: Petani Lokal, Sumber Beras Berkualitas
Melalui Tahes Mbois, masyarakat didorong untuk membeli dan mengonsumsi beras hasil produksi kelompok tani setempat. Langkah ini diharapkan tidak hanya mendukung kesejahteraan petani tetapi juga mengurangi ketergantungan terhadap beras luar daerah.
3. Tahes Sam: Belanja Bijak dan Stop Pemborosan Pangan
Program ini mengedukasi masyarakat tentang pentingnya perencanaan belanja, memilih pangan segar, dan menghentikan pemborosan makanan. Tahes Sam menjadi langkah kecil namun berdampak besar dalam menjaga keberlanjutan pangan keluarga.
Sinergi Banyak Pihak untuk Masa Depan Pangan Lokal
Acara ini menghadirkan tokoh-tokoh penting, termasuk anggota DPRD Kabupaten Malang seperti Zia’ul Haq, Abdul Qodir, S.H., dan Fitri Yuhana, serta perwakilan dari Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Malang dan Balai Penyuluh Pertanian.
Tak hanya itu, kelompok tani, kelompok wanita tani, dan pendamping desa turut dilibatkan dalam diskusi interaktif yang membahas implementasi Tahes di lapangan.
“Kami optimis, dengan komitmen dan sinergi lintas sektor, Kecamatan Karangploso mampu menjadi role model ketahanan pangan berbasis kearifan lokal,” ujar Rino.
Mengangkat Potensi Lokal di Tengah Krisis Global
Di tengah tantangan global seperti perubahan iklim dan ketergantungan impor pangan, Karangploso menunjukkan bahwa solusi ketahanan pangan bisa dimulai dari hal kecil di tingkat lokal. Dengan strategi Tahes, potensi pangan lokal yang selama ini kurang dimanfaatkan dapat menjadi motor penggerak ekonomi sekaligus penyelamat di masa sulit.
Melalui inovasi ini, Karangploso tidak hanya menjaga ketersediaan pangan tetapi juga membangun kesadaran masyarakat untuk lebih mencintai produk lokal. Ketahanan pangan bukan lagi sekadar konsep, tetapi gerakan nyata yang dimulai dari dapur setiap rumah tangga. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Rochmat Shobirin |