Mayjen TNI Dr. Farid Makruf: Nilai Organisasi adalah Kunci Ketahanan Nasional
TIMESINDONESIA, BATAM – Mayor Jenderal TNI Dr. Farid Makruf, M.A., Tenaga Ahli Pengkaji Bidang Sumber Kekayaan Alam Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), menyampaikan materi bertajuk Peran Nilai Organisasi dalam Memperkuat Ketahanan Nasional di Politeknik Batam, pada Selasa (26/11/2024).
Dalam kuliah umum yang dihadiri mahasiswa, akademisi, dan praktisi, Jenderal Farid menekankan pentingnya nilai-nilai organisasi dalam membangun ketahanan bangsa di tengah tantangan global.
Advertisement
Mengapa Nilai Organisasi Penting?
Jenderal Farid menjelaskan bahwa nilai organisasi adalah prinsip, norma, dan budaya yang dipegang oleh individu dalam sebuah institusi. “Nilai-nilai ini menjadi fondasi moral yang mengarahkan perilaku dan keputusan, baik secara individu maupun kolektif,” ujarnya.
Ia mencontohkan nilai-nilai seperti integritas, loyalitas, kerja sama, dan inovasi sebagai elemen kunci yang harus ditanamkan pada setiap lapisan organisasi.
Menurut Farid, ketahanan nasional tidak hanya bergantung pada kekuatan militer atau ekonomi semata, tetapi juga pada kohesi sosial dan kinerja organisasi, baik di sektor publik maupun swasta.
“Organisasi yang memiliki nilai-nilai kuat mampu merespons perubahan dengan lebih adaptif dan efektif. Dalam skala nasional, ini berkontribusi pada daya tahan bangsa,” tambahnya.
Ketahanan Nasional dan Konteks Global
Sebagai lulusan Akademi Militer (1991) dari kecabangan Infanteri Kopassus, Mayor Jenderal Farid Makruf memahami dinamika ancaman yang terus berkembang, mulai dari ancaman tradisional seperti konflik bersenjata hingga ancaman non-tradisional seperti krisis ekonomi, perubahan iklim, dan disinformasi digital.
Ia menyoroti bahwa dalam konteks global yang semakin kompleks, peran nilai organisasi menjadi semakin signifikan.
“Globalisasi membawa arus perubahan yang cepat, namun juga rentan terhadap krisis. Ketika organisasi memiliki nilai yang kokoh, mereka dapat bertahan menghadapi tekanan dari luar,” ujarnya.
Farid mencontohkan beberapa organisasi nasional yang berhasil mengatasi tantangan melalui penerapan nilai organisasi yang kuat.
“Saat pandemi COVID-19, institusi yang mengedepankan transparansi dan kolaborasi terbukti lebih tangguh dibanding yang tidak. Ini adalah pelajaran berharga untuk memperkuat ketahanan kita di masa depan.”
Membangun Kesadaran Kolektif
Dalam sesi tanya jawab, Farid menekankan pentingnya pendidikan nilai sejak dini, baik di institusi pendidikan maupun tempat kerja.
“Kita perlu mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang tangguh. Pendidikan nilai organisasi dapat dimulai dari hal-hal sederhana, seperti mendisiplinkan diri dan menghargai keberagaman,” katanya.
Ia juga mendorong kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil dalam menyelaraskan nilai organisasi dengan tujuan nasional.
“Ketahanan nasional bukan hanya tugas TNI atau pemerintah, melainkan tanggung jawab bersama. Semua elemen bangsa harus memiliki visi yang sama, yaitu Indonesia yang berdaulat, maju, dan sejahtera.”
Relevansi di Era Digital
Farid juga menyoroti peran nilai organisasi di era digital, di mana informasi dapat menyebar dengan cepat, baik yang benar maupun salah. Ia mengingatkan pentingnya literasi digital dan tanggung jawab organisasi untuk memastikan penyebaran informasi yang benar dan mendidik.
“Di era digital, organisasi harus menjadi teladan dalam penerapan nilai-nilai seperti transparansi, etika, dan akuntabilitas. Dengan cara ini, kita tidak hanya memperkuat organisasi itu sendiri, tetapi juga membangun kepercayaan masyarakat yang merupakan modal penting dalam ketahanan nasional,” jelasnya.
Budaya Tadulako Perkuat Ketahanan Nasional
Selain itu, Mayjen Farid Makruf juga menyampaikan dalam perjalanan kariernya, Ia menemukan budaya Tadulako yang berisi nilai-nilai luhur, seperti ; cinta tanah air, jujur, berani dan lain-lain. Menurutnya, pentingnya nilai-nilai luhur budaya Tadulako sebagai salah satu komponen utama dalam memperkuat ketahanan nasional.
Ia menjelaskan, budaya yang berasal dari masyarakat Sulawesi Tengah ini mengajarkan prinsip-prinsip seperti cinta tanah air, kejujuran, keberanian, dan nilai-nilai positif lainnya yang relevan dalam menjaga keutuhan bangsa.
“Budaya Tadulako memberikan landasan moral yang kuat untuk membangun karakter bangsa. Nilai-nilai ini tidak hanya berfungsi sebagai identitas budaya lokal, tetapi juga menjadi pilar penting dalam mewujudkan ketahanan nasional yang kokoh,” ujar Mayjen Farid.
Ia juga menekankan bahwa penguatan ketahanan nasional bukan hanya tugas aparat keamanan, tetapi juga tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. Dengan menghidupkan dan menerapkan nilai-nilai budaya seperti Tadulako, Indonesia dapat menghadapi berbagai tantangan dengan lebih solid.
Budaya Tadulako, yang mengandung arti "pemimpin yang tangguh dan bijaksana," diharapkan dapat terus diwariskan dan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk membangun bangsa yang lebih kuat dan bersatu.
Mengakhiri kuliah umum, Jenderal Farid menekankan bahwa nilai organisasi adalah elemen strategis dalam memperkuat ketahanan nasional. “Jika setiap individu dan organisasi di Indonesia mampu menjalankan nilai-nilai yang luhur, kita akan memiliki bangsa yang tidak hanya tangguh dalam menghadapi krisis, tetapi juga mampu bersaing di kancah global,” tutupnya.
Kuliah umum ini mendapat respons positif dari para peserta yang merasa terinspirasi untuk menerapkan nilai-nilai organisasi dalam kehidupan mereka, baik di ranah profesional maupun pribadi. Dengan penanaman nilai yang konsisten, Indonesia diyakini dapat terus membangun ketahanan nasional yang kokoh dan berkelanjutan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |