Peristiwa Daerah

Mengulik Cerita Bangunan Kantor Pos Banyuwangi yang Telah Berusia Satu Setengah Abad

Minggu, 01 Desember 2024 - 01:33 | 22.02k
Foto Bangunan Kantor Pos, Telegrap, dan Telepon Banyuwangi dulu. (Foto: Arsip Dokumentasi Disbudpar Banyuwangi)
Foto Bangunan Kantor Pos, Telegrap, dan Telepon Banyuwangi dulu. (Foto: Arsip Dokumentasi Disbudpar Banyuwangi)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Pernahkah kalian membayangkan bagaimana komunikasi jarak jauh dilakukan sebelum ditemukan telepon? Nah, Di jantung Kota Banyuwangi, Jawa Timur, berdiri megah sebuah bangunan bersejarah yang menyimpan kisah panjang tentang evolusi komunikasi di Indonesia, yakni Kantor Pos Banyuwangi.

Bangunan yang terletak di Jalan Diponegoro nomor 2 ini usianya telah mencapai satu setengah abad atau 154 tahun. Di tempat itulah banyak menyimpan segudang cerita sejarah yang menarik.

Advertisement

Bangunan Kantor Pos Banyuwangi berdiri pada tahun 1870. Bangunan tersebut awalnya tidak hanya berfungsi sebagai kantor pos, namun hanya sebagai sebagai kantor Telegrap.

“Namun ketika Alexander Graham Bell menemukan telepon sekitar 1876, kantor Pos, Telegrap tersebut menjadi Kantor Pos, Telegrap dan Telepon atau Kantor PTT,” kata koordinator Arkeolog di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, Bayu Ari Wibowo, Sabtu (30/11/2024).

Bayangkan, jauh sebelum telepon genggam menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia saat ini, kantor PTT kala itu telah menjadi pusat komunikasi yang menghubungkan Banyuwangi dengan dunia luar.

Kantor PTT Banyuwangi bahkan memiliki jaringan komunikasi yang sangat luas, yaitu ada tiga negara. Banyuwangi dengan Australia, Banyuwangi dengan Singapura dan Banyuwangi dengan Inggris.

Peninggalan penting yang masih terdapat di komplek kantor PTT hingga asrama Inggrisan, ialah bukti-bukti yang menunjukkan bahwa ada kabel telegrap bawah laut yang menjadi penghubung komunikasi antara tiga negara atau Australia dengan Asia dan Eropa.

Kabel Telegraf ini dibuat oleh perusahaan Inggris British-Australian Telegraph Company. Perusahaan tersebut memasang kabel bawah tanah dari Banyuwangi ke Darwin, Australia. Proyek ini merupakan bagian dari usaha menghubungkan dunia melalui kabel pada masa itu.

“Makanya kenapa di depan asrama Inggrisan itu ada lempeng penutup gorong dengan tulisan ‘ Brothers Rotunda Works 3 Blackfriars Road London S.E’,” ujar Bayu yang juga pemerhati sejarah Banyuwangi.

“Untuk rumah dinas Kepala Kantor Telegrap dulu yang saat ini menjadi klinik milik TNI di depan asrama Inggrisan,” imbuhnya.

Sedangkan untuk Asrama Inggrisan, dijelaskan Bayu, merupakan tempat istirahat para karyawan dari kantor PTT.

“Jadi penelitian terbaru, kompleks asrama Inggrisan itu bukan kantor telegrap, melainkan mes karyawan,” terangnya.  

Sayangnya, perjalanan panjang kantor PTT itu harus terhenti pada tahun 1930-an. Kendala alam yang kerap terjadi membuat sistem telegraf menjadi tidak efisien. Sejak saat itu, bangunan tersebut pun difokuskan sebagai kantor pos dan telepon. Hingga kini hanya Pos saja yang berjalan dan dioperasikan oleh Kantor Pos Indonesia. 

“Karena itu melalui laut, terlebih laut Banyuwangi memiliki arus, jadi sering menjadi penghambat,” beber Bayu.

Selain nilai sejarahnya yang tinggi, bangunan Kantor Pos Banyuwangi juga memiliki nilai arsitektur yang sangat menarik. Dengan ciri khas bangunan Belanda, kantor pos ini memiliki ruangan-ruangan yang luas, serta pintu dan jendela yang tinggi besar.

Dengan segala sejarah dan nilai arsitekturnya, Kantor Pos Banyuwangi memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata sejarah. Bangunan ini bisa menjadi saksi bisu bagi generasi muda tentang bagaimana komunikasi berkembang dari waktu ke waktu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES