Dukung Temanggung Ibu Kota Kesenian Rakyat, PKBKP INISNU Kolaborasi Komunitas Seni Jaran Kepang

TIMESINDONESIA, MAGELANG – Keberadaan seni tradisional terus dijaga dan dilestarikan agar tidak hilang ditelan oleh kemajuan jaman. Untuk menjaga hal tersebut, PKBKP (Pusat Kajian Budaya dan Kebijakan Publik) INISNU berkolaborasi dengan Komunitas Seni Jaran Kepang, menggelar diskusi tentang kesenian yang masih ada hingga kini, di Gedung Pusat Kajian Budaya dan Kebijakan Publik, Temanggung, pada Kamis (5/12/2024).
Acara yang dimotori Dr.Joni, selaku ketua PKBKP mengadakan diskusi guna melakukan penggalian data untuk dijadikan naskah akademik hingga dicatat di warisan budaya secara nasional atau WBTB (Warisan Budaya Tak Benda).
Advertisement
Dalam sambutannya, Dr. Joni mengungkapkan bahwa Jaran Kepang dan Kuda Lumping perlu di bumikan dalam kurikulum sekolah untuk generasi penerus bangsa terutama di Temanggung.
"Kesenian atau pagelaran Jaran Kepang bukan sekedar pertunjukkan namun lebih dalam pada sejarah, nilai yang membentuk karakter generasi penerus menjadi beradab," terang Joni.
Sementara itu, Sigit Tri Utomo, selaku. Sekretaris PKBKP yang bertugas mencari data mengatakan bahwa, diskusi kali ini membahas beberapa aspek yang terkait dengan Jarang Kepang.
"Diskusi ini membahas beberapa hal, meliputi segi makna, tahapan, filosofi, fungsi, hingga peralatan. Penggalian data tentang, Jamasan, Papatan, Kerikan, Sembahan juga tak luput menjadi bahasan kita," terang Calon Doktor ini kepada, Times Indonesia.
Selain para senior akademisi, mahasiswa S2 PAI yang diwakili oleh, Arif Budi Setiawan, terlihat hadir pada diskusi itu adalah, komunitas seni Jaran Kepang dan Kuda Lumping Temanggung, serta tokoh kesenian Temanggung seperti Suroyo, Supri Wanto, mbah Mboen (Tambun) dan Yudha Sudarmaji.
"Alhamdulillah, acara bisa berlangsung dengan baik. Kita tutup dengan ngopi bersama dengan suasana akrab dan santai, sembari wawancara ringan namun bermakna," imbuh Sigit.
"Harapannya, kita bisa mendapatkan banyak data yang akhirnya bisa ditindak lanjuti oleh pemerintah Kabupaten Temanggung, untuk dicatat ke WBTB dan luaran buku kurikulum, naskah Budaya dapat terwujud hingga publikasi di Jurnal Nasional bahkan Internasional," pungkas Sigit berharap. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |