188 Kejadian Bencana di Kabupaten Malang Selama 2024, Kecamatan Ini Paling Sering

TIMESINDONESIA, MALANG – Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang mencatat 188 kejadian bencana yang terjadi hingga akhir 2024.
Berdasarkan infografis sebaran lokasi kejadian, bencana terjadi hampir merata di semua wilayah kecamatan di Kabupaten Malang. Kejadian bencana tersebut bahkan terjadi lebih dari 8 kali, setidaknya di 6 (enam) wilayah kecamatan.
Advertisement
Tercatat, wilayah Kecamatan Kepanjen paling sering mengalami kejadian (14 kali), Kecamatan Lawang (11 kejadian), serta Pakisaji dan Pagak (masing-masing mengalami 9 kejadian).
Pos Komando Penanggulangan BPBD Kabupaten Malang melaporkan, kejadian bencana paling sering adalah karena cuaca ekstrem yakni, terjadi 67 kali hingga November 2024. Seperti kejadian banjir, air meluap, angin kencang, juga ombak tinggi.
Kejadian bencana lain yang banyak terjadi adalah tanah longsor (38 kali/titik), getaran gempa yang dirasakan (26 kali), kebakaran hutan dan lahan (18 kali/titik), juga banjir genangan (12 titik).
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan menyebutkan, kejadian bencana di Kabupaten Malang paling banyak terjadi selama kurun Januari-Maret 2024.
Rinciannya, pada Januari 2024 terjadi 36 bencana, Februari 2024 sebanyak 21 kejadian, dan Maret 2024 sebanyak 33 kali kejadian.
"Berikutnya, kejadian bencana berkurang. Selama Agustus-September kembali terjadi masing-masing 18 kali. Kemudian, selama November 2024 lalu kejadian bencana kembali memuncak, tercatat 34 kejadian," terangnya.
BPBD Kabupaten Malang juga melaporkan, 14 unit infrastruktur dan 15 fasilitas umum mengalami kerusakan terdampak bencana. Termasuk 5 unit gedung/bangunan fasilitas pendidikan.
Meski sejumlah warga dan permukiman terdampak, dilaporkan hanya 1 korban jiwa meninggal dunia akibat bencana.
Selain itu, sekitar 53.375 hektare lahan pertanian juga terdampak.
Butuh Prasarana EWS untuk Antisipasi Dini
Tingginya potensi kejadian bencana di wilayah Kabupaten Malang ini tentu harus diimbangi dengan upaya mitigasi dan prasarana antisipasi dini kebencanaan.
Salah satunya, sistem dan peralatan early warning system (EWS) yang memadai.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Malang, Zainudin mengungkapkan, kapasitas sistem peringatan dini bencana di Kabupaten Malang masih perlu untuk pengembangan lebih lanjut.
Menurutnya, sejauh ini BPBD Kabupaten Malang telah menginisiasi langkah-langkah krusial seperti pengembangan peta rawan bencana, pembentukan desa tangguh bencana, dan penyusunan prosedur tetap untuk penanganan darurat akibat bencana.
"Namun demikian, efektivitas peringatan dini kerap terkendala kurangnya infrastruktur dengan teknologi mutakhir dan kesadaran kita bersama, akan pentingnya fasilitas peringatan dini ini atau EWS," ungkap Zainudin, Rabu (11/12/2024).
Keberadaan peralatan peringatan dini di Kabupaten Malang sendiri, menurutnya saat ini ada 11 unit EWS.
Kesemuanya EWS ini, merupakan bantuan, ada yang dari BMKG, Pemprov Jawa Timur, BNPB dan USAID.
Dari jumlah tersebut, dua alat EWS ada di wilayah Kecamatan Sumbermanjing Wetan yakni alat peringatan dini gelombang tsunami di Pantai Tamban Tambakrejo dan alat deteksi banjir bantuan USAID, yang ditempatkan di Desa Sitiarjo Sumbermanjing Wetan.
Selain jumlahnya yang masih terbatas, beberapa alat peringatan dini di Kabupaten Malang ini keberadaanya sudah lama.
Satu alat pendeteksi longsor bantuan BNPB di Desa Pandansari Poncokusumo, kini kondisinya juga didapati sedang rusak.
"Yang perlu diupayakan diantaranya adalah peningkatan infrastruktur (EWS), melalui adopsi teknologi berbasis sensor dan sistem komunikasi modern. Ini untuk mempercepat deteksi dan penyebaran informasi potensi bencana," kata Zainudin.
Sejalan dengan itu, lanjutnya, perlu peningkatan intensitas pelatihan dan simulasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap sistem peringatan dini, melalui edukasi dan pelibatan masyarakat. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |