Wabah PMK Serang Ratusan Sapi, Pemkab Gresik Diminta Tingkatkan Kewaspadaan
TIMESINDONESIA, GRESIK – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) kembali menyerang hewan ternak, khususnya sapi, di wilayah Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Peternak mulai mengeluhkan merebaknya kasus PMK yang menyerang ternak mereka. Hal ini menyebabkan penurunan produktivitas hingga kematian sapi.
Advertisement
Untuk itu, wakil rakyat meminta Pemkab Gresik untuk meningkatkan kewaspadaan agar wabah PMK tersebut bisa diminimalkan.
Anggota Komisi II DPRD Gresik, Muhammad Kurdi mengatakan, sejak beberapa hari lalu pihaknya telah mendapatkan informasi soal sapi peternak terserang PMK.
"Khususnya di Gresik selatan, bahkan ada kabar di Wringinanom menyerang hewan ternak sapi di seluruh desa," katanya, Minggu (5/12/2024).
Politisi Partai Gerindra ini meminta Dinas Pertanian untuk segera turun ke lapangan melakukan identifikasi awal serta melakukan upaya preventif.
Selain hal tersebut, Kurdi juga meminta agar pemerintah mengupayakan ada subsidi pengganti bagi sapi yang mati akibat wabah PMK.
"Kalau yang mati memang karena PMK, diusahakan ada subsidi pengganti. Kami minta segera dilakukan upaya reventif agar wabahnya tidak semakin meluas," ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gresik, Eko Anandito Putro melalui Sekdin Pertanian Baktiar Gunawan Hutabarat menyampaikan ada ratusan sapi yang terkena wabah PMK.
"Data mulai Oktober hingga Desember 2024 ada 103 sapi terinfeksi PMK, 5 sapi mati," katanya.
Baktiar menambahkan bahwa sapi-sapi yang terindikasi terinfeksi PMK tetapi masih hidup akan dipisahkan dari sapi yang masih sehat untuk mencegah penularan lebih lanjut.
"Sapi yang sudah terjangkit PMK harus dipisahkan dari yang sehat. Untuk sapi yang mati akibat PMK, kami akan melakukan pendataan," terangnya.
Dinas Pertanian Kabupaten Gresik, tambah dia juga mengimbau para peternak untuk segera melaporkan jika ada kasus PMK di kandang mereka.
Selain itu, peternak disarankan rutin membersihkan kandang dan peralatan dengan disinfektan, serta memperhatikan asupan gizi ternak sapi mereka.
"Kami juga melakukan posyandu hewan di pasar hewan dan kantong-kantong ternak," kata Baktiar. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |