Tidak Ada Alokasi Anggaran, Ini Cara Pemkot Batu Tangani Penyakit PMK
TIMESINDONESIA, BATU – Di luar prediksi wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) kembali menyerang Kota Batu. Wabah hewan ternak yang mematikan ini menyerang tujuh desa dan mematikan banyak sapi.
Serangan ini membuat Dinas Pertanian Kota Batu melakukan berbagai upaya represif untuk mencegah penyebaran penyakit ini ke daerah yang lain.
Advertisement
Di sisi lain dalam APBD Kota Batu tahun anggaran 2025 ini tidak ada alokasi pembelian vaksin.
"Kita miss, sehingga tidak ada alokasi anggaran untuk pembelian vaksin PMK, kita berkoordinasi dengan BBPP Songgoriti dan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Jawa Timur," ujar Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai.
Selain koordinasi, Pemkot menangani PMK di Kota Batu dengan menggunakan Dana BTT (Belanja Tidak Terduga) untuk penanganan.
Pj Wali Kota menginstruksikan kepada dinas terkait untuk bersinergi dan bergerak cepat dalam mengatasi wabah tersebut dengan pemberian vaksin dan sterilisasi kandang bekerjasama dengan BPBD.
"Vaksinasi sebagai cara paling efektif dalam penganganan dan pencegahan perluasan dampak PMK harus segera dilakukan. Karena, kesehatan manusia dan hewan adalah dua hal yang tidak terpisahkan," ujarnya.
Menurut Pj Wali Kota penanganan PMK ini harus ditangani dengan cepat karena permasalahan PMK bisa berpengaruh pada sektor ekonomi masyarakat.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu, Heru Yulianto menyebutkan bahwa saat ini banyak sapi yang sakit dan tiga ekor sapi mati. Tiga ekor sapi yang mati ini berada di tiga desa yang berbeda.
Menurutnya penyebaran virus ini berawal dari masuknya hewan ternak dari luar Kota Batu. Karena itu pihaknya melaksanakan sterilisasi kawasan, agar tidak terjadi penyebaran. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Sholihin Nur |