Soal Makan Bergizi Gratis di Kabupaten Malang, Kadisdik Sebut Masih Uji Coba
TIMESINDONESIA, MALANG – Realisasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah dilakukan terbatas kepada tiga ribu pelajar di Kabupaten Malang, sejak 6 Januari 2025 lalu. Terkait program MBG ini, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Suwaji menyatakan, masih akan melanjutkan uji coba beberapa kali selama beberapa waktu mendatang.
"Kami tetap mengagendakan uji coba program Makanan Bergizi Gratis itu, masih secara swadaya bersama pihak sekolah, di luar yang dilaksanakan SPPG (Satuan Pelaksana Pemenuhan Gizi)," terang Suwaji, di sela Sambang Desa di Ngajum, Kabupaten Malang, Kamis (9/1/2025) sore.
Advertisement
Lanjutan uji coba MBG yang akan dilaksanakan tersebut, kata Suwaji, setidaknya akan dilakukan tiga kali. Yakni, pada tanggal 20 dan 22 Januari 2025 dan 6 Februari 2025. Sebelumnya, uji coba makan bergizi sudah dilakukan di 11 titik sekolah di beberapa wilayah kecamatan.
Disinggung soal pelaksanaan MBG melalui SPPG Kepanjen terhadap 3 ribu siswa sejak Senin (6/1/2025) lalu, Suwaji mengaku tidak ada komunikasi yang diterimanya sebelumnya. Termasuk, terkait 10 lembaga sekolah yang menjadi sasaran penerima manfaat MBG tersebut.
Berdasarkan informasi yang didapatkannya, kata Suwaji, pemerintah melaksanakan program MBG tahap pertama tersebut untuk 3 juta siswa. Berikutnya, rencananya dilanjutkan untuk 17 juta siswa.
"Jadi, 3 ribu siswa dari 10 sekolah yang kemarin ditetapkan menerima makanan bergizi gratis, kami tidak tahu penentuan awal keputusannya. Juga, apakah akan diberikan terus menerus atau berganti sekolah, Saya tidak tahu. Yang jelas, sudah ada penanggung jawab SPPG yang ditunjuk pemerintah melalui Badan Gizi Nasional," ungkapnya.
Mantan Asisten I Setda Kabupaten Malang itu menyatakan, tetap menunggu ketentuan juklak dan juknis resmi pelaksanaan MBG dari pemerintah pusat. Yang mencakup pola, skema dan sistem kerjanya seperti apa.
Lebih dari itu, soal keberlanjutan dari pelaksanaan MBG, menurutnya akan tetap merujuk dan mempedomani ketentuan pemerintah nantinya.
Di Kabupaten Malang sendiri, kata Suwaji, tercatat sejumlah lebih dari 300 ribu pelajar. Menurutnya, ini belum termasuk pelajar di bawah lingkup madrasah dan pesantren. Belum lagi, ditambah jumlah lansia dan ibu hamil.
Soal adanya keluhan yang disampaikan pedagang di kantin sekolah belum lama ini, ia mengaku belum bisa membuat kebijakan lebih jauh.
Meski demikian, Suwaji berharap agar penjual di kantin sekolah nantinya juga bisa ikut diberdayakan, bisa ikut merasakan kemanfaatan positif dari program MBG. Begitu juga, terkait bahan baku lokal yang dimiliki masyarakat Kabupaten Malang, sehingga ada dampak ekonomi yang tetap dirasakan masyarakat.
"Kami berharapnya begitu, potensi lokal ikut merasakan manfaat program MBG. Tetapi, ya kembali lagi, bagaimana juklak dan juknisnya," ujar pria yang dikenal ramah ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Sholihin Nur |