Peristiwa Daerah

Pemasangan Ornamen Imlek Dipersoalkan, Ini Alasan Kemenag Kota Banjar

Kamis, 23 Januari 2025 - 22:06 | 333.83k
Kepala Kemenag Kota Banjar copot ornamen Imlek demi jaga kondusifitas. (Foto: Susi/TIMES Indonesia)
Kepala Kemenag Kota Banjar copot ornamen Imlek demi jaga kondusifitas. (Foto: Susi/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANJAR – Menyikapi polemik pemasangan lampu lampion sebagai ornamen Imlek bentuk penghormatan kepada Konghucu, Kemenag Kota Banjar turuti permintaan Forkopimda Kota Banjar.

Kepala Kemenag Kota Banjar, H Ahmad Fikri Firdaus mengungkap bahwa pihaknya telah mencopot lampu lampion tersebut usai keluar hasil keputusan rapat Forkopimda setempat demi menjaga kondusifitas.

Advertisement

"Kemenag ini kan sebetulnya lembaga vertikal ya jadi kami tegak lurus dengan arahan pusat. Tapi kami yang ditugaskan di daerah juga memang harus bisa bersinergi dengan Pemkot Banjar sehingga akhirnya kami copot," jelasnya kepada sejumlah awak media yang meliput, Kamis (23/1/2025).

Kepala Kemenag yang baru beberapa minggu ditugaskan di Kota Banjar ini mengaku kaget dengan permintaan Forkopimda untuk menurunkan ornamen karena ada desakan dari salah satu pihak saja.

"Karena memang Kemenag ini kan melayani 6 agama yang telah di akui oleh Negara ya sesuai regulasi dan Undang-undang yang ada. Kami juga menyadari betul posisi kami sebagai lembaga vertikal dan bukan dibawah Pemkot, kami tetap menghargai permintaan Forkopimda untuk menjaga kondusifitas menjelang pelantikan Wali Kota, " ujarnya.

H Ahmad Fikri juga mengaku hanya melaksanakan apa yang sudah di instruksikan oleh sekretaris jendral Kementerian Agama RI terkait pemasangan ornamen Imlek sebagai bentuk layanan dan penghormatan kepada pemeluk agama Konghucu.

"Jadi kalau memang diminta untuk diturunkan, kami harap ini tidak jadi polemik lagi," harapnya.

Penjabat Wali Kota Banjar, H Soni Harison mengungkap bahwa permohonan pencopotan ornamen imlek kepada Kemenag berdasarkan hasil keputusan rapat Forkopimda pada Rabu kemarin.

"Kami memahami bahwa menjaga toleransi beragama itu penting tapi di setiap daerah juga memiliki kearifan lokal yang harus dijaga," katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES