Kasus PMK Terus Melonjak, Pemkab Bantul Perpanjang Penutupan Pasar Hewan Imogiri

TIMESINDONESIA, BANTUL – Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di Kabupaten Bantul masih menunjukkan tren peningkatan. Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pemkab Bantul hingga Rabu (22/1/2025), tercatat sebanyak 411 ekor sapi sakit, 44 ekor mati, 3 ekor dipotong paksa, dan 13 ekor dinyatakan sembuh.
Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo, mengungkapkan bahwa hingga saat ini belum ada tanda-tanda penurunan kasus. "Jumlah sapi yang sakit dan mati terus bertambah," ujarnya, Sabtu (25/1/2025).
Advertisement
Sebagai langkah pencegahan, pihaknya memutuskan memperpanjang penutupan Pasar Imogiri selama dua pekan, mulai 27 Januari hingga 12 Februari 2025. "Penutupan ini diharapkan dapat memutus mata rantai penularan PMK yang masih meluas," tambah Joko.
Keputusan ini diiringi dengan berbagai upaya, seperti sosialisasi kepada masyarakat dan program vaksinasi sapi. "Vaksinasi tahap pertama pada bulan ini telah menyuntikkan 3.250 dosis, dan saat ini sudah mencapai 87 persen. Dari total vaksinasi di tahap berikutnya mencapai 33.080 dosis," jelasnya.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Bantul Novriyeni menambahkan berdasarkan data dari Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS) untuk periode 1 Desember 2024 hingga 22 Januari 2025, jumlah kasus PMK mencatat angka yang mengkhawatirkan.
Tercatat sebanyak 411 ekor sapi sakit, 44 ekor mati, 3 ekor dipotong paksa, dan 13 ekor dinyatakan sembuh. Langkah tegas berupa penutupan pasar hewan diharapkan dapat membantu mengendalikan penyebaran PMK di Bantul.
Pemerintah Kabupaten Bantul mengimbau para peternak untuk terus memantau kesehatan ternaknya, melaporkan gejala PMK sedini mungkin, dan mematuhi aturan penutupan pasar untuk mengatasi krisis ini bersama. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Sholihin Nur |