Peristiwa Daerah

MKK Tampung Keluhan Kades dan Tokoh Tengger Soal Pupuk dan Air Bersih

Minggu, 02 Februari 2025 - 13:11 | 34.75k
Saat pengurus Mujadalah Kiai Kampung (MKK) menggelar jumpa pers di Desa Ngadas, Gunung Bromo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. (FOTO: diko/TIMES Indonesia).
Saat pengurus Mujadalah Kiai Kampung (MKK) menggelar jumpa pers di Desa Ngadas, Gunung Bromo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. (FOTO: diko/TIMES Indonesia).
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Forum Mujadalah Kiai Kampung atau MKK menampung keluhan dari para Kepala Desa dan tokoh Suku Tengger, di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Keluhan itu soal pupuk subsidi, non subsidi dan air bersih.

Forum Mujadalah Kiai Kampung menampung keluhan itu, saat melakukan kegiatan di Desa Ngadas, dalam acara Apresiasi Kebijakan Pro Rakyat Presiden Prabowo Subianto bersama masyarakat Suku Tengger, Sabtu (1/2/2025). 

Advertisement

Mujadalah-Kiai-Kampung-2.jpg

Tim dari MKK itu diantaranya, Syekh Najib Salim Attamimi, Prof Siti Zuhro, Prof Dr Efendi Gazali, Wahyu Muryadi, KH Marsudi Syuhud, Dr Ngatawi Al-Zastrow, Nyimas Latifah Letty Aziz, dan Arif Adi Kuswardono.

Adapun keluhan soal pupuk subsidi, non subsidi dan kurangnya air bersih di sejumlah desa di Kecamatan Sukapura itu, disampaikan langsung oleh enam kepala desa dan tokoh Suku Tengger.

Dari kepala desa diwakili oleh Kades Ngadas, Kastaman, dan tokoh suku Tengger, Sukarto. Keluhan kondisi yang dialami oleh warga Suku Tengger itu disampaikan kepada tim MKK.

Perwakilan Kades dan tokoh Suku Tengger itu menyampaikan apresiasi terhadap MKK, yang selama ini telah banyak berperan terhadap kebutuhan masyarakat Tengger. Salah satunya, telah membangun jalan menggunakan dana pribadi dari Pembina MKK yakni Najib Salim Attamimi.

“Terima kasih kepada MKK yang telah menjalankan amanah dengan menjalankan program Presiden Prabowo, yang pro rakyat kecil. Keluhan kami selama ini, soal kurangnya mahalnya harga pupuk non subsidi dan dibatasinya pupuk non subsidi di daerah Tengger," jelas Kades Ngadas, Kastaman.

Selain soal pupuk, warga Tengger juga krisis atau kekurangan air bersih. Selama ini, warga masih mengambil air bersih sangat jauh dan mengambil air dengan wadah yang dipikul secara manual, dengan jarak yang sangat jauh.

"Belum adanya aliran air bersih untuk warga. Semoga krisis air bersih ini segera bisa diatasi oleh pemerintah,” katanya.

Lebih lanjut, Kastaman menyampaikan, bahwa ada beberapa desa yang masih belum teraliri air bersih, salah satunya di Desa Wonotoro, Ngadas, Jetak, Wonokerto dan DesaNgadirejo. 

Sejumlah desa itu juga memerlukan adanya suplay pupuk subsidi. Pupuk non subsidi ada, tapi harganya mahal. Untuk tanaman sayuran tidak bisa dapat pupuk subsidi. Sementara, warga banyak yang tani sayur.

“Air dan pupuk itu menjadi kebutuhan utama bagi kami, lahan pertanian kami adalah lahan produktif, sehingga kami di sini sangat membutuhkan suplay pupuk yang cukup,” tutur Kastaman.

Sementara itu, tokoh Suku Tengger Sukarto, juga menyampaikan hal serupa, di mana dirinya juga mengucapkan terima kasih atas peran serta Mujadalah Kiai Kampung selama ini kepada warga Tengger. 

Karena, berkat Forum MKK, warga Tengger merasa sangat dirangkul, sangat diperhatikan aspirasinya, dan dicintai.

“Adanya MKK ini membuat kami di sini dan tentunya masyarakat di Indonesia semakin kompak. Terima kasih kepada Pak Najib Salim Attamimi, yang telah membina kami di sini, dan yang telah benar-benar menjalankan program Presiden Prabowo dalam membantu atau pro terhadap rakyat kecil,” ucap Sukarto.

Menanggapi hal itu, Dewan Pembina Forum Mujadalah Kiai Kampung, Najib Salim Attamimi mengatakan, kebijakan Presiden Prabowo yang berpihak pada rakyat kecil, khususnya masyarakat di pedesaan harus dikawal bersama-sama. 

"Kami dari Mujadalah Kiai Kampung atau MKK juga sangat mengapresiasi kebijakan-kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang pro rakyat," kata Najib Salim.

Kebijakan pemerintah yang berpihak pada rakyat kecil, kepada pendidikab, para petani, termasuk regulasi dan stabilisasi harga pupuk, diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani dan mendorong ketahanan pangan nasional.

Pemerintah terus berupaya meningkatkan kesejahteraan guru serta memberikan makan bergizi gratis, bagi siswa kurang mampu guna meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan anak-anak di sekolah.

“Kebijakan tersebut menurut MKK mendukung kesehatan bagi masyarakat kecil menjadi salah satu fokus utama dalam pemerintahan Presiden Prabowo,” ungkap Najib Salim.

Pembina Mujadalah Kiai Kampung itu, kembali menegaskan, program Makan Bergizi Gratis (MBG), diharapkan tidak hanya berdampak baik bagi siswa dan kesehatan generasi muda. Tetapi juga bagi sektor pertanian. 

"Pemerintah diharapkan lebih banyak menyerap hasil pertanian dalam negeri. Sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada produk impor dan meningkatkan kesejahteraan petani lokal," katannya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES