Peristiwa Daerah

Kasus PMK di Lamongan Masih Bertambah, Disnakeswan Terus Gencarkan Upaya Kesembuhan

Senin, 03 Februari 2025 - 13:54 | 33.10k
Petugas Disnakeswan Lamongan saat melakukan vaksinasi dan pengobatan ke sapi milik salah satu peternak dalam upaya pencegahan dan kesembuhan dari PMK. (Foto: Disnakeswan Lamongan for TIMES Indonesia)
Petugas Disnakeswan Lamongan saat melakukan vaksinasi dan pengobatan ke sapi milik salah satu peternak dalam upaya pencegahan dan kesembuhan dari PMK. (Foto: Disnakeswan Lamongan for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) masih mengancam peternak di Lamongan. Hingga 2 Februari 2025, tercatat 1.473 ekor sapi terinfeksi, dengan 811 ekor masih sakit, 86 ekor mati, dan 71 ekor dipotong bersyarat. 

Meski begitu, ada kabar baik karena angka kesembuhan meningkat drastis. Saat ini, 505 ekor sapi dinyatakan sembuh, naik dari sebelumnya 440 ekor.

Advertisement

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lamongan, Shofiah Nurhayati, menyebutkan bahwa vaksinasi PMK yang dilakukan sebelumnya berperan besar dalam meningkatkan daya tahan tubuh sapi. 

"Dulu tingkat kematian tinggi, sekarang banyak yang sembuh karena sudah pernah divaksin," ujar Shofiah, Senin (3/2/2025). 

vaksinasi-2.jpg

Shofiah menegaskan, meski kasus baru masih muncul setiap hari, peternak kini lebih paham cara menangani sapi yang terinfeksi. 

"Mereka tahu harus segera melapor ke petugas, mengisolasi sapi yang sakit, dan memberikan perawatan yang tepat," katanya. 

Disnakeswan Lamongan juga terus menggencarkan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada peternak dan stakeholder serta sosialisasi di kecamatan dan desa. Salah satu langkah pencegahan yang dianggap paling efektif adalah penutupan Pasar Hewan. 

“Pasar hewan jadi sumber utama penularan. Kalau kita tutup, tapi kabupaten lain tetap buka, percuma. Harus ada kebijakan serentak di Jawa Timur,” tuturnya. 

Gubernur Jawa Timur telah mengeluarkan Surat Keputusan Darurat PMK pada 23 Januari 2025. Hal ini menjadi dasar bagi Lamongan untuk memperketat pengawasan dan mengajukan anggaran tambahan untuk pengobatan dan vaksinasi.

"Saat ini kita masih mengandalkan bantuan dari provinsi karena Dana Alokasi Khusus (DAK) tidak mencakup pengobatan. Ke depan, kita akan mengajukan tambahan vaksin dan obat-obatan," katanya. 

vaksinasi-3.jpg

Seperti halnya COVID-19, vaksin PMK harus diberikan secara berkala. "Minimal enam bulan sekali, seperti vaksin booster pada manusia. Sapi yang sehat harus divaksin, sementara yang terpapar diberikan pengobatan agar angka kesembuhan terus meningkat," ujarnya.

Selain PMK, peternak juga mewaspadai Lumpy Skin Disease (LSD), penyakit kulit menular pada sapi. Meski hingga saat ini belum ada laporan kasus LSD di Lamongan, vaksinasi sudah dilakukan sebagai langkah antisipasi. 

"LSD tidak secepat PMK dalam penularannya, tapi tetap harus diwaspadai. Oleh karena itu dengan berbagai langkah pencegahan ini, kita berharap bisa mencapai Zero Kasus PMK. Kesuksesan ini tidak hanya bergantung pada kita saja, tetapi juga pada kesadaran peternak dalam menjaga kesehatan ternak mereka," tutur Shofiah, Kepala Disnakeswan Lamongan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES