Aksi Protes Adaksi atas Tukin Nunggak 5 Tahun: Korlap Aksi FIB Unkhair: Ini adalah Ketidakadilan

TIMESINDONESIA, MALUKU UTARA – Aksi damai sejumlah dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Khairun (Unkhair) yang bergabung dalam Aliansi Dosen ASN Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Seluruh Indonesia (Adaksi) digelar, Senin (2/2/24).
Dosen FIB Unkhair dan beberapa dosen dari jurusan berbeda turut meramaikan aksi solidaritas untuk mendukung Adaksi yang menggelar tuntutan atas menunggaknya tunjangan kinerja (Tukin) yang tidak terbayarkan sejak 2020.
Advertisement
Terpantau, para dosen membentangkan berbagai spanduk bertuliskan "Pemerintah harus peduli pada kesejahteraan dosen" dan "Dosen sejahtera, pendidikan berkualitas" sebagai bentuk kekecewaan.
Pembacaan petisi oleh Adaksi untuk wilayah Maluku Utara langsung dibacakan oleh dosen FIB Unkhair Ternate.
Petisi yang isinya delapan tuntunan itu, dua poin pentingnya adalah meminta Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto untuk segera memerintahkan Menteri Dikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro dan kementerian terkait agar segera membayarkan tukin dosen.
Adaksi mendesak agar pembayaran dilakukan pada Februari 2025. Jika tidak, mereka berkomitmen untuk menggelar aksi mogok mengajar nasional hingga tuntutan mereka dipenuhi.
Koordinator aksi Safrudin Amin menegaskan bahwa gerakan ini bukan bentuk perlawanan terhadap negara, melainkan upaya memperbaiki sistem dan jika hak dosen tidak terbayarkan maka ini adalah bentuk ketidakadilan.
"Kementerian lain sudah lama menerima tukin, sedangkan kami yang seharusnya dibayar sejak 2020 belum juga mendapatkan hak kami. Jika tunjangan ini diberikan, kami bisa lebih fokus dalam meningkatkan kualitas pendidikan," ujarnya.
Lebih lanjut, Safrudin menambahkan bahwa jika tuntutan mereka tidak direspons, opsi mogok mengajar secara nasional akan menjadi langkah berikutnya.
Pada lain sisi, Prof. Gufran Ali Ibrahim, dosen FIB Unkhair yang juga mantan Rektor Unkhair (2009-2013) menyatakan bahwa aksi serupa juga berlangsung di berbagai daerah sebagai bentuk alarm bagi pemerintah.
"Kami tidak akan berhenti di sini. Adaksi dan para dosen akan terus berjuang melawan ketidakadilan. Kami mendukung semua upaya yang telah dilakukan, baik oleh Presiden maupun Menteri," kata Prof Gufran. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Publisher | : Rizal Dani |