Petani Menjerit, Puluhan Hektar Lahan Pertanian di Probolinggo Ludes Diterjang Banjir

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Banjir bandang yang melanda wilayah Kabupaten Probolinggo, Jatim, meninggalkan duka mendalam bagi warga setempat. Tak hanya merusak rumah dan infrastruktur, bencana alam ini juga menghancurkan lahan pertanian. Puluhan hektar sawah dan ladang habis diterjang derasnya arus banjir.
Cuaca ekstrem yang melanda wilayah Bumi Rengganis ini terjadi pada Rabu (6/2/2025) malam, menerjang tujuh kecamatan. Akibatnya, banyak rumah warga, jalan umum, hingga jembatan penghubung rusak parah akibat derasnya aliran air. Selain itu, lahan pertanian juga mengalami kerusakan yang cukup besar.
Advertisement
Berdasarkan hasil assesment dari Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo, sekitar 20 hektar lahan pertanian mengalami kerusakan akibat banjir bandang. Lahan-lahan tersebut tersebar di Kecamatan Krejengan, Krucil, dan Pakuniran, dengan total 75 bidang lahan yang terdampak.
Mayoritas lahan pertanian yang rusak merupakan sawah padi, ladang jagung, cabai rawit, serta beberapa jenis tanaman lainnya. Total kerugian akibat bencana ini ditaksir mencapai lebih dari Rp 800 juta.
Pemerintah Kabupaten Probolinggo tengah mengkaji kerugian yang dialami petani serta merumuskan langkah-langkah bantuan yang akan diberikan. Pemkab berencana mengalokasikan dana bantuan guna meringankan beban petani terdampak.
“Pemkab akan menganggarkan dana tak terduga (TT) untuk tanggap darurat. Untuk sektor pertanian, kami mengusulkan bantuan berupa benih, pupuk, dan sarana lainnya bagi petani yang terdampak,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo, Arif Kurniadi, Senin (10/2/2025).
Namun, besaran bantuan yang akan diberikan kepada petani belum dapat dipastikan. Saat ini, pemerintah masih melakukan kajian lebih lanjut terkait total kerugian serta ketersediaan dana sebelum distribusi dilakukan.
“Ya, dananya dari TT. Saat ini masih dalam tahap pembahasan bersama tim,” jelas Arif.
Kerugian yang dialami para petani memang sangat besar, mengingat sebagian besar lahan yang terdampak banjir hampir memasuki masa panen. Hal ini menyebabkan akumulasi kerugian menjadi sangat tinggi.
Salah satu petani yang merasakan dampak besar dari bencana ini adalah Sari, warga Desa Sumberkatimoho. Tanaman padinya yang telah berusia sekitar 100 hari atau lebih dari tiga bulan seharusnya siap panen dalam waktu dekat.
Namun, banjir bandang yang datang secara tiba-tiba menghancurkan harapannya. Padi yang mulai menguning di lahan seluas 0,1 hektar itu kini tertimbun lumpur dan tak bisa diselamatkan.
“Kalau sudah kena banjir seperti ini, tanamannya rusak. Padahal sebentar lagi panen. Tapi mungkin sudah takdirnya,” ujarnya pasrah.
Pemkab Probolinggo terus melakukan assesment terhadap wilayah dan warga terdampak banjir. Sejumlah bantuan telah mulai disalurkan kepada korban, sesuai dengan tingkat kerusakan yang dialami. Warga yang terisolasi akibat akses jalan yang rusak juga menjadi prioritas dalam penyaluran bantuan darurat. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Muhammad Iqbal |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |