Hingga Awal Maret Sudah Digoyang 97 Bencana, BPBD Pacitan: Longsor Paling Sering

TIMESINDONESIA, PACITAN – Tahun baru belum lama lewat, tapi bencana sudah berbondong-bondong datang ke Pacitan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pacitan (BPBD Pacitan) mencatat ada 97 kejadian sejak Januari hingga Februari 2025.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan, Radite Suryo Anggoro, melaporkan bahwa tanah longsor adalah yang paling rajin mampir.
Advertisement
"Tanah longsor ada 62 kejadian selama dua bulan terakhir," ujar Radite, Selasa (4/3/2025).
Longsor ini menyebar ke sana kemari, seperti orang yang sedang bingung mencari alamat. Di Pringkuku 1 kejadian, Pacitan 3, Kebonagung 2, Arjosari 10, Nawangan 11, Bandar 5, Tegalombo 14, Tulakan 12, Ngadirojo 3, dan Sudimoro 1.
Bencana lain juga tidak mau ketinggalan. Banjir dua kali di Ngadirojo, puting beliung satu kali di tempat yang sama.
Angin kencang melintas di Donorojo, mungkin hanya mampir, tapi cukup untuk menimbulkan satu kejadian. Kebakaran ada tiga kali di Tulakan, Pringkuku, dan Sudimoro.
Tanah gerak juga ikut-ikutan. Ada di Punung, Pacitan, dan Arjosari. Pohon tumbang tidak mau kalah, delapan kali di Pringkuku, Pacitan, Kebonagung, dan Tegalombo. Erosi menyusul lima kali, menghampiri Punung, Arjosari, Pacitan, dan Tulakan.
Sementara pencarian dan pertolongan dilakukan dua kali di Pacitan, dan cuaca ekstrem sekali menghantam daerah yang sama.
Tak Cuma Angka, Ada Korban Jiwa
Kalau hanya angka-angka di laporan, mungkin masih bisa dianggap rutinitas. Tapi ini bencana, dan bencana membawa dampak. BPBD mencatat ada 59 rumah terdampak, 26 ruas jalan rusak, tujuh talud ambrol, satu saluran irigasi rusak, dan satu sekolah ikut kena imbas.
Yang lebih memilukan, ada tiga korban jiwa. Salah satunya di Desa Tamanasri, Kecamatan Pringkuku. Pekerja itu tak bisa menghindari longsor dari tebing.
Radite menyayangkan kejadian ini. "Awal tahun ini bencana memang berkurang, tapi korban jiwa sudah ada," katanya.
Sebagai orang yang setiap hari bergelut dengan laporan bencana, Radite tentu sudah hafal: Pacitan ini memang daerah perbukitan, tanahnya labil, hujan sedikit saja bisa bikin longsor.
Tapi ada satu harapannya yang sederhana, "Bencana boleh terjadi, karena wilayah kita berada di perbukitan dengan tanah labil, asal jangan ada korban jiwa," ujarnya.
Siaga, Jangan Lengah
Bencana memang seperti tamu tak diundang, datang tanpa aba-aba. Tapi warga Pacitan sebaiknya tetap berjaga. BPBD mengimbau masyarakat, terutama yang tinggal di daerah rawan, agar tidak menunggu tanda-tanda alam berbicara.
Jika hujan deras datang, mata dan telinga harus lebih tajam. Kalau ada yang mencurigakan—tanah retak, pohon miring, suara gemuruh—segera laporkan.
Jangan sampai bencana berubah menjadi duka yang lebih dalam. Begitulah pesan BPBD Pacitan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Rizal Dani |