Dari Dampit Malang, Ini Pewaris Pelopor Lingkungan hingga Sumber Air Kehidupan

TIMESINDONESIA, MALANG – Banyak daerah di wilayah Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang menyimpan kisah inspiratif juga kearifan lokal, dengan segenap potensi sumberdaya alam dan lingkungan yang dipunyai.
Salah satunya, di Desa Pamotan, yang cukup dikenal dengan potensi pertanian kebun dan hortikultura. Termasuk, keberadaan sumber air Umbulan yang berada di Dusun Umbulrejo.
Advertisement
Kisah inspiratif tersebut bisa kita temukan dari keluarga mendiang Pak Kusdi, yang merupakan penerima penghargaan Kalpataru 1982 silam. Kisah ini terungkap saat Sambang Jejak Kearifan, yang dilakukan penggiat Amartya Bhumi Kepanjian bersama jurnalis di Desa Pamotan, Senin kemarin (10/3/2025).
Nama Pak Kusdi mungkin tak dikenal luas oleh kabanyakan orang saat ini. Namun, bagi warga Desa Pamotan, Dampit, beliau adalah sosok pahlawan lingkungan. Penerima penghargaan Kalpataru 1982 ini telah menanamkan kebaikan kepedulian lingkungan yang hingga kini masih terus dijaga, diwariskan melalui kebun buah nan luas milik keluarganya.
Kini, tongkat estafet perjuangan dalam pelestarian lingkungan itu dipegang Hari Subandono (64), yang tak lain adalah menantu Kusdi.
Di lahan warisan seluas 1,4 hektar, Hari melanjutkan kebiasaan menanam dan merawat kebun pohon manggis warisan keluarga. Tak sekadar mencari keuntungan ekonomi, Hari menjaga amanat sang ayah mertua untuk menjaga dan melestarikan lingkungan.
“Awalnya sih, mempertahankan warisan berupa pohon manggis untuk lingkungan itu berat. Bahkan, banyak yang menyarankan untuk menebang saja dan menanami komoditas lain yang lebih cepat menghasilkan. Saya berpikir, sayang jika sudah menanam, lalu anak saya nanti menebang begitu saja.” ungkapnya
Di lahan kebun yang dikelolanya ini, ada 42 pohon manggis sudah sudah berumur puluhan tahun. Pohon lainnya, adalah durian sejumlah kurang lebih 17 pohon, yang diakuinya bibit baru itu didapatkan pada 2002 lalu.
Kawasan Sumber Umbulan di Dusun Umbulrejo, Desa Pamotan Dampit, Kabupaten Malang, yang masih asri untuk kesejahteraan masyarakat dan petani sekitar. (Foto: Amin/TIMES Indonesia)
Ditanya motivasi dan konsistensinya merawat tanaman buah sampai sekarang, apakah karena semata sebagai peninggalan Pak Kusdi sebagai peraih Kalpataru dan tokoh lingkungan?
"Ya, yang pasti kalau kita menanam itu sedekah kita paling terbaik, karena kalau bersedekah itu, (pahala) amaliahnya terus jalan. Itu saja," ungkap Hari.
Bahkan, baginya sedekah menanam itu sama halnya membangun jembatan dan lingkungan. Termasuk mengajar kebaikanya, yang menurutnya nilai pahalanya akan berjalan terus.
"Ya, kalau kita nanam kan ada sumbangsih CO2 (oksigen) bagi lingkungan. Itu kan susah. Dengan menanam otomatis berapa yang sudah diberikan oleh Pak Kusdi, menyumbang CO2 di lingkungan yang dibutuhkan, kan gitu," imbuhnya.
Bagi Hari, bertahan menjadi petani ini adalah pilihan, bukan semata karena memang kebetulan punya lahan luas.
"Jujur saja, Saya kan juga penerus ya, meneruskan yang sudah ada. Semuanya anugerah Tuhan YME, yang harus diterima. Kalau dibongkar (ditebangi), kok miris banget ya," ungkap pria yang lahir di Jakarta ini.
Meski demikian, Hari dan keluarganya masih punya keinginan, kebun yang dimiliki dijadikan dengan konsep sebagai kebun edukasi gitu untuk generasi mendatang.
Masih di Desa Pamotan, Dampit, terdapat sumber air dan pemandian alami yang kondisinya masih asri sampai sekarang. Selain untuk kesejahteraan masyarakat sekitar, sumber air Umbulan Umbulrejo ini, sampai saat ini menjadi jujugan wisata air sumber.
Sumber air Umbulan Pamotan Dampit ini punya air yang melimpah, dan dimanfaatkan oleh Pemkab Malang melalui Perumda Tirta Kanjuruhan untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga sekitar sampai wilayah Turen, Kabupaten Malang.
Pihak Perumda Tirta Kanjuruhan menyebut, sumber air Umbulrejo di Pamotan punya kapasitas 50 LPS. Di kawasan ini, juga ada Sumber Anyes dengan kapasitas ais 10 LPS. Air melimpah dari Sumber Umbulan ini melayani kebutuhan air bersih sejumlah pelanggan tercatat 5.918 SR (Sambungan Rumah).
Dengan potensi satu embung dan kolam air alami, Sumber Umbulan ini sampai saat ini dalam pengelolaan tiga pihak, yakni pihak pemerintah Desa Pamotan Dampit, Perumda Tirta Kanjuruhan, dan Perhutani. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Rizal Dani |