Peristiwa Daerah

Sentir dan Tempat Beras Jadi Bawaan Bupati Banyumas Saat Boyong ke Pendapa Si Panji

Kamis, 13 Maret 2025 - 20:46 | 23.72k
Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono membawa Sentir kehidupan saat boyongan ke Rumdin. (FOTO: Humas Pemkab Banyumas for TIMES Indonesia)
Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono membawa Sentir kehidupan saat boyongan ke Rumdin. (FOTO: Humas Pemkab Banyumas for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUMAS – Sentir atau lampu minyak, tempat beras, kendil dan tikar serta perkakas tradisional lain menjadi bawaan Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono dan keluarga saat boyongan dari rumah pribadi ke Pendapa Si Panji Purwokerto, Rumah Dinas Bupati Banyumas, Kamis (13/3/2025) sore.

Boyongan dengan adat Jawa ini menarik perhatian publik. Sadewo sendiri menyampaikan jika boyongan dengan tradisi Jawa ini bagian dari upaya nguri - nguri kebudayaan Banyumas.

Advertisement

Sejak hari ini, Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono dan keluarganya mulai menempati rumah dinas (Rumdin) di Jl Kabupaten No 1, Komplek Pendopo Si Panji Purwokerto.

Jalan Kaki Menuju Pendapa 

Tradisi boyongan dilakukan Bupati Banyumas dimulai dari kediaman pribadi di Jl. S. Parman Purwokerto. Tampak Bupati Sadewo bersama istri tercinta Ny Nuraeni Sadewo dan keluarga naik kendaraan sampai halaman pendopo.

tradisi-2.jpg

Rombongan kemudian berjalan kaki menuju rumah dinas bersama segala uborampe yang dibawanya sendiri.

Lampu sentir dibawa sendiri oleh Bupati Sadewo, cepon berisi beras dibawa oleh Ny Nuraeni Sadewo, putra dan keluarga lain membawa tikar, bantal guling, kendi berisi air bunga dan jajanan pasar.

Setelah masuk rumah dinas, dan melewati Pendopo, Bupati dan istri langsung menuju kamar utama dengan ritual memasang bantal dan guling pada ranjang serta menggelar tikar di lantai. 

Menyapu Halaman dan Pecah Kendi 

Ny Nuraeni kemudian menuju dapur dan meletakan beras tempat beras (pedaringan Jawa). Acara selanjutnya Bupati Sadewo dan istri menuju halaman pendopo untuk menyapu, dan membanting kendi.

tradisi-3.jpg

"Menyapu ini mempunyai makna membersihkan rintangan yang mungkin ada dalam menjalankan tugas sebagai Bupati. Memecah kendi didalamnya ada air, dilambangkan sebagai sumber kehidupan yang akan menjadi sumber kemakmuran untuk masyarakat Banyumas," kata Bupati Banyumas Sadewo Lastiono.

Sadewo juga menyampaikan jika boyongan dengan adat Jawa itu bagian dari nguri-nguri Budaya Jawa.“Sebagai rasa syukur, dan mengapa dipilih boyongan dengan adat Jawa, sebagai orang Jawa, itu ada filosofi yang baik, jadi jangan dilihat ini klenik dan sebagainya,” ungkapnya.

Tujuannya, imbuh Bupati Banyumas, tidak lain agar selamat dan lancar dalam mengemban tugas sebagai Bupati Banyumas, dengan lancar, tidak ada halangan dalam memberikan pelayanan pada masyarakat dan memajukan Kabupaten Banyumas. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES