Parikhin, Kakek 85 Tahun Penarik Becak di Pemalang Tetap Puasa di Tengah Terik Matahari

TIMESINDONESIA, PEMALANG – Di usianya yang sudah menginjak 85 tahun, Parikhin, seorang kakek penarik becak asal Pemalang, Jawa Tengah, tetap setia menjalankan ibadah puasa Ramadan meski harus bekerja keras di bawah terik matahari.
Kakek dengan 8 anak dan belasan cucu ini telah menjalani profesinya sebagai tukang becak selama lebih dari setengah abad. Kisahnya yang penuh ketabahan dan keikhlasan patut menjadi inspirasi bagi umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa.
Advertisement
Parikhin ditemui di Halte Jalan Gatot Subroto, Pemalang, pada Kamis, (20/3/2025). Meski tubuhnya sudah terlihat uzur, semangatnya untuk berpuasa tak pernah pudar. “Berpuasa itu urusan hati. Kalau sudah niat, kesulitan apa pun tidak bisa menghalangi,” ujarnya dengan tegas.
Meski harus mengayuh becak di cuaca panas yang membuat keringat bercucuran, Parikhin tetap tegar. Bunyi deritan pedal becak tuanya seolah menjadi saksi bisu perjuangannya mencari nafkah. “Saya sudah narik becak sejak tahun 1960-an, sebelum peristiwa G30S/PKI. Kira-kira sudah 50 tahun lebih, sejak zaman Presiden Soekarno,” kenangnya.
Penghasilan Pas-pasan, Tapi Tetap Bersyukur
Parikhin mengaku penghasilan sebagai tukang becak tidak menentu. Setiap hari, ia mangkal di Halte Jalan Gatot Subroto atau di sebelah utara Pasar Bojongbata, Pemalang. Kadang, ia hanya membawa pulang Rp30 ribu hingga Rp50 ribu per hari.
Bahkan, tak jarang ia pulang tanpa uang sama sekali karena sepi penumpang. “Saya buka puasa seadanya. Yang penting minum teh panas, makan nggak perlu banyak. Kalau ada anak-anak yang kirim makanan, ya syukur. Kalau nggak, ya ke warung,” ceritanya sederhana.
Meski hidup pas-pasan, Parikhin tetap bersyukur bisa mencari nafkah secara halal. Baginya, puasa bukanlah alasan untuk berhenti bekerja. “Saya sudah terbiasa puasa dari muda. Meski kerja narik becak di jalanan, puasa tetap jalan. Semuanya tergantung niat,” ujarnya.
Kisah Parikhin adalah bukti nyata bahwa ibadah puasa tidak mengenal batas usia atau kondisi. Meski harus berjuang di jalanan, kakek tua ini tetap teguh menjalankan kewajibannya sebagai seorang Muslim. Ketabahan dan keikhlasannya dalam menghadapi tantangan hidup patut menjadi teladan bagi generasi muda.
“Saya hanya ingin menjalani hidup dengan ikhlas. Puasa itu mengajarkan kita untuk sabar dan bersyukur,” tutur Parikhin dengan senyum yang menyejukkan. (Ragil). (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |