Peristiwa Daerah Mozaik Ramadan 2025

Rontek Gugah Sahur, Tradisi Pacitan yang Bangkitkan Kebersamaan Ramadan

Minggu, 23 Maret 2025 - 12:11 | 25.52k
Ketua DPRD Pacitan, Arif Setia Budi di tengah warga yang melakukan Tradisi Rontek Gugah Sahur. (Foto: ASB for TIMES Indonesia)
Ketua DPRD Pacitan, Arif Setia Budi di tengah warga yang melakukan Tradisi Rontek Gugah Sahur. (Foto: ASB for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PACITAN – Ada satu kebiasaan yang tak pernah absen di bulan Ramadan di Pacitan. Bukan soal sahur yang kesiangan atau rebutan kolak di pasar takjil, melainkan Rontek Gugah Sahur—tradisi yang lama-lama bukan sekadar kebiasaan, tapi sudah jadi harga diri.

Ketua DPRD Pacitan, Arif Setia Budi, mengamini hal itu. Katanya, ini bukan sekadar ramai-ramai membangunkan orang sahur dengan alat seadanya. Lebih dari itu, ini soal kebersamaan, soal kekompakan, soal jati diri orang Pacitan yang tak suka sendirian.

Advertisement

"Kebiasaan yang terus-menerus dilakukan oleh masyarakat Pacitan dalam setiap bulan suci Ramadan, yaitu Rontek Gugah Sahur, lama-lama menjadi tradisi," ujarnya, Minggu (23/3/2025) dini hari.

Lihat saja, dari gang-gang sempit sampai jalan protokol, dentuman rontek menggema. Kalau sekadar pukul-pukul kaleng, anak kecil pun bisa. Tapi ini beda, ini seni, ini ritme, ini orkestrasi khas yang kalau didengar bisa bikin perantau Pacitan mendadak rindu kampung halaman.

"Kadang masyarakat Pacitan yang di rantau pun itu yang dikangeni, nonton dan melihat Rontek Gugah Sahur," katanya lagi.

Tentu saja, namanya tradisi, harus ada yang menjaga. Pemerintah daerah, polisi, TNI, sampai Satpol PP bahu-membahu memastikan tak ada yang kelewat bersemangat. Jangan sampai niatnya membangun kebersamaan, malah bubar karena urusan sepele.

"Alhamdulillah, masyarakat Pacitan yang cinta akan kerukunan, yang cinta akan kebahagiaan, yang cinta akan solidaritas bersama dalam kehidupan sehari-hari, apapun itu kegiatannya berjalan dengan aman," imbuhnya.

Poinnya jelas: ini bukan cuma soal hiburan. Ini bukti bahwa masyarakat Pacitan punya cara sendiri dalam menjaga kebersamaan.

"Pemerintah daerah bisa belajar dari semangat ini, bahwa hiburan rakyat tidak selalu harus mahal, tapi yang penting adalah nilai kebersamaannya," tandas Arif.

Begitulah, Rontek Gugah Sahur bukan cuma tradisi. Ini pengingat bahwa Ramadan di Pacitan tak sekadar soal sahur dan berbuka, tapi juga soal kebersamaan yang tak lekang oleh waktu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES