Rumah Kue D’Wangi, Ikon Kuliner Khas Dusun di Mojokerto

TIMESINDONESIA, MOJOKERTO – Lebaran 2025 biasa identik dengan kue kering dan aneka jajanan. Lebaran 2025 rasanya tak lengkap tanpa hadirnya kue kering di rumah. Di Mojokerto ada salah satu UMKM rumah kue yang menjadi ikon Dusun setempat. Namanya Rumah Kue D’Wangi Cake and Cookies yang terletak di Dusun Sidowangi, Desa Mojolebak, Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto.
Rumah kue yang berdiri sejak 2018 dengan kue khasnya, molen. Namun menjelang Lebaran rumah kue melayani berbagai jenis pesanan.
Advertisement
Pemilik Rumah Kue D'Wangi Nama D’Wangi, Arif Armai (42) mengatakan bahwa nama D'Wangi ini terinspirasi dari nama Dusun setempat. Sidowangi. Imbuhan D di depannya terinspirasi dari huruf depan nama keempat anaknya.
Produksi kue kering pesanan pelanggan yang dilakukan di Rumah Kue D'Wangi, Dusun Sidowangi, Desa Mojolebak, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Rabu (26/3/2025) (FOTO: Theo/TIMES Indonesia)
“Saya merintisnya sejak 2008 yang awalnya usaha catering nasi kotak, kemudian di tahun 2016 saya kursus kue, karena saya tercetus ide untuk membuat molen,” kata Mai kepada TIMES Indonesia, Rabu (26/3/2025).
UMKM rumah kue ini menawarkan berbagai ragam olahan kue, seperti kue kering, molen, pastel, kue ulang tahun atau kue tart, kue basah, dan aneka produk roti lainnya. Mau (42) mengaku selama ini dia menjadi pemasok pedagang-pedagang kecil di Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto.
“Setiap harinya memang memproduksi molen dan kebanyakan yang beli ke saya itu untuk dijual lagi,” katanya.
Produk khas Rumah Kue D'Wangi ini memang adalah molen. Namun, pada saat menjelang Lebaran 2025 kali ini, ia menerima jenis pesanan roti kering. Skala produksi Rumah Kue D'Wangi ini tergolong besar. Setiap minggunya saja Mau (42) mampu menghabiskan total 75 - 100 kg bahan baku untuk membuat kue.
“Kalau ditotal-total segitu tiap minggunya, itu nanti menjadi banyak aneka olahan kue. Tiap harinya itu bisa produk 500 - 700 molen dan pastel. Kalau saya menjualnya untuk molen sendiri 1 kemasannya Rp 5.000 isi 10,” terangnya.
Mengenai perkembangan usaha menjelang lebaran, Mai (42) mengaku justru mengalami penurunan. Hari biasa saja Mai (42) dan seorang karyawannya harus berjibaku membuat kue setiap harinya sampai pukul 20.00 WIB.
“Kalau lebaran ini justru lebih menurun, karena pembeli sekarang cenderung membeli iuran atau urunan. Kalau tahun lalu pembeli cenderung membeli kue itu pribadi-pribadi,” terangnya.
Mai (42) juga mengaku heran, lantaran penurunan pesanan jelang lebaran 2025. Padahal era pandemi covid-19 justru usahanya tumbuh berkembang.
Pemasaran produk Rumah Kue D'Wangi ini dilakukan secara online dan offline. Ia biasa memasarkan produknya di depan teras rumahnya. Sementara untuk online Mai (42) menggunakan sosial media Facebook dan Instagram @wangi.cakencookies. Anda juga dapat menghubungi nomor 085707765198 untuk melakukan pesanan secara langsung. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |