Peristiwa Daerah

Angin Puting Beliung Terjang Rumah Warga di Probolinggo

Kamis, 27 Maret 2025 - 19:36 | 25.84k
Pak Ri saat dimintai keterangan oleh pewarta di rumah saudaranya, Kecamatan Maron. (Foto: Fafa Harowy/TIMES Indonesia)
Pak Ri saat dimintai keterangan oleh pewarta di rumah saudaranya, Kecamatan Maron. (Foto: Fafa Harowy/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Rabu petang (26/3/25), menjelang buka puasa, langit di Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo, tampak mendung seperti biasa. Namun, tak ada yang menyangka bahwa dalam hitungan menit, angin puting beliung akan datang mengamuk, memorak-porandakan beberapa rumah warga.

Namun, yang paling parah adalah rumah Ripu’i (69), akrab disapa Pak Ri. Rumah sederhana yang telah bertahun-tahun menjadi tempatnya berlindung kini rata dengan tanah, menyisakan reruntuhan dan kenangan yang berserakan.

Advertisement

Detik-Detik Rumah Ambruk

Saat angin datang, Pak Ri tengah bersantai di ruang depan bersama cucunya, Faiz, siswa kelas 5 SD. Mereka baru saja berbuka puasa, menikmati momen tenang setelah seharian berpuasa. Namun, ketenangan itu berubah menjadi kepanikan saat angin berputar semakin kencang.

Angin-Puting-Beliung-Terjang-Rumah-Warga-Maron-Probolinggo-B.jpg

Kilatan petir disusul suara gemuruh angin menerbangkan atap rumahnya. Rumah yang terbuat dari kayu dan bambu itu tak kuasa menahan terjangan badai. Dalam hitungan detik, rumah tersebut ambruk ke arah timur, meremukkan segala yang ada di dalamnya.

Pak Ri dan cucunya terjebak di antara reruntuhan. Bahunya terbentur kayu, sementara Faiz berusaha mencari jalan keluar.

Sujar, saudara ipar Pak Ri, yang rumahnya berdekatan, menyaksikan peristiwa itu dengan cemas. Berkali-kali ia memanggil Pak Ri, namun suaranya tenggelam di antara deru badai. Tanpa pikir panjang, Sujar menerobos reruntuhan, menghancurkan dinding rumah dari hardplek yang menjebak Pak Ri dan cucunya. Dengan sigap, ia menarik Pak Ri keluar, sementara Faiz berhasil menyelamatkan diri setelah Sujar membukakan jalan.

Tak hanya rumah, dua ekor sapi titipan orang yang dipelihara Pak Ri, saat itu berada di kandang sisi timur juga tertimpa reruntuhan kayu dan bambu. Beruntung, keduanya masih bisa diselamatkan setelah badai mereda sekitar pukul 20.30 WIB.

Kepanikan Keluarga

Kabar musibah ini segera menyebar ke keluarga Pak Ri yang berada di luar kota. Putrinya, Supiya (50), yang bekerja di Surabaya, terkejut ketika menerima telepon dari Sujar sekitar pukul 19.30 WIB. Tanpa pikir panjang, ia langsung bergegas pulang ke desa untuk menjenguk ayahnya. Sementara suaminya, yang bekerja sebagai buruh bangunan, baru bisa menyusul keesokan harinya.

Di sisi lain, Juma’ati (65), istri Pak Ri yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Bali, tengah dalam perjalanan mudik ketika mendengar kabar duka ini. Tiba di rumah sekitar pukul 21.00 WIB, ia hanya bisa menangis melihat rumah yang dulu berdiri kini tinggal puing-puing.

Memulai dari Nol

Keesokan harinya, warga bergotong royong membantu membersihkan sisa-sisa rumah Pak Ri. Kayu-kayu yang masih layak pakai dikumpulkan, sementara barang-barang yang rusak seperti kulkas, rice cooker, kasur, meja, kursi, dan lemari diamankan, berharap masih bisa dipakai. Buku-buku serta pakaian sekolah Faiz pun ikut hancur. Diperkirakan total kerugian mencapai Rp 10 hingga 15 juta.

Angin-Puting-Beliung-Terjang-Rumah-Warga-Maron-Probolinggo-C.jpg

Sebagai buruh tani dengan penghasilan Rp 40 ribu per hari, Pak Ri kini dihadapkan pada kenyataan pahit untuk membangun kembali rumahnya dari nol. Jika tak ada pekerjaan di sawah, ia mencari rongsokan untuk dijual demi menyambung hidup bersama cucunya.

Di tengah musibah ini, Pak Ri, warga RT 10 RW 05 Dusun Jati Kandang, Desa Puspan, Kecamatan Maron, kini hanya bisa berharap ada bantuan yang datang untuk membangunkan kembali rumahnya yang telah luluh lantak diterjang angin.

Kesaksian Warga yang Juga Terkena Dampak

Tak hanya rumah Pak Ri, Saiful Hadi, warga Dusun Rowo RT 31, RW 09, Desa Wonorejo, Kecamatan Maron. Saat itu ia berada di dalam rumahnya, juga mengalami kerusakan parah.

 "Angin datang dari arah barat daya, menuju Desa Brani. Atap rumah saya tersapu angin, dan bagian belakang roboh," ujarnya.

Begitu juga, Saidah (60), juga mengalami hal serupa, atap dapurnya tersapu angin.

"Atap dapur rumah saya terbawa angin, cukup kencang sampai berserakan ke halaman rumah warga," ujar Saidah.

Beruntung, ia dan keluarganya selamat meski banyak perabotan yang hancur tertimpa reruntuhan.

Selain rumah-rumah warga, Pondok Pesantren Ainul Hasan dan TK Tunas Bangsa juga mengalami kerusakan akibat terjangan angin. Beberapa bangunan rusak, namun untungnya, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES