Tawur Agung Kesanga Kota Kediri 2025, Tetap Penuh Kekhidmatan Meski Diguyur Hujan

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Pelaksanaan Tawur Agung Kesanga di Kota Kediri tahun ini sedikit berbeda dari tahun sebelumnya. Untuk tahun ini Kota Kediri menjadi tuan rumah pelaksanaan Tawur Agung Kesanga tingkat Provinsi Jawa Timur.
Upacara tawur agung kesanga berlangsung di Monumen Kediri Syu Kota Kediri, dibawah rintik hujan. Upacara Tawur Agung Kesanga digelar untuk menyambut hari raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947.
Advertisement
Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati saat melepas pawai ogoh-ogoh FOTO: Yobby/TIMES Indonesia)
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Kediri Ni Made Susilawati mengungkapkan Kota Kediri terpilih sebagai tuan rumah, karena merupakan salah satu kota tua yang memiliki nilai historis yang tinggi di Jawa Timur.
"Kebanggaan sebagai Kota Kediri, yang mana PHDI Provinsi Jawa Timur berkolaborasi dengan PHDI Kota Kediri untuk mengadakan Tawur Agung Kesanga tingkat provinsi. Karena ini merupakan kesempatan yang pertama dan tentunya kita sebagai warga kota Kediri merasa terhormat,merasa bangga menjadi tuan rumah untuk Tawur Agung Kesanga Provinsi Jawa Timur," jelasnya.
Ni Made Susilawati mengungkapkan upacara Tawur Agung Kesanga bertujuan untuk mengharmoniskan tiga elemen, yakni dengan Tuhan, dengan alam dan kepada sesama ciptaan Tuhan.
"Untuk mensucikan alam dan isinya dan bersinergi dengan alam. Kita sebagai manusia yang hidup di bumi ini, harus merawat bumi ini dengan baik," tambahnya.
Sementara itu, Ketua PHDI Provinsi Jawa Timur I Gusti Putu Raka Arthama menyampaikan upacara Tawur Agung Kesanga di Kota Kediri dengan tingkatan selevel Provinsi Jawa Timur bertujuan untuk mengharmonisasikan alam beserta isinya yang ada di Jawa Timur.
"Kami tidak hanya mendoakan umat Hindu saja, tetapi seluruh alam Jawa Timur beserta dengan isinya dari Kota Kediri ini. Dan hari ini ada 38 kota kabupaten yang melaksanakan upacara yang sama seperti ini, di level masing-masing. Untuk level Provinsi Jawa Timur kita adakan di Kota Kediri ini. Ini merupakan upacara yang pertama kalinya sejak tahun 2015," ujarnya.
Setelah prosesi upacara Tawur Agung Kesanga selesai, dilanjutkan dengan pawai obor dan ogoh-ogoh yang diarak mulai dari Bundaran Sekartaji sampai Pura Penataran Agung Kilisuci. Kegiatan ini diberangkatkan langsung oleh Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati.
Dalam kesempatan itu, Mbak Vinanda - sapaan akrab Wali Kota Kediri, menuturkan banyak masyarakat dari beragam agama dan budaya antusias menyaksikan kirab ogoh-ogoh ini walaupun dalam keadaan hujan.
Hal ini menunjukkan betapa kuatnya nuansa toleransi, dan rukun di tengah kemajemukan yang ada di Kota Kediri. Dari perayaan ini juga bisa saling belajar tentang semangat perdamaian dan juga refleksi diri.
Mbak Vinanda berharap kerukunan dan toleransi yang sudah ada di masyarakat Kota Kediri ini bukan hanya label semata, melainkan sebuah nilai yang harus bersama-sama diresapi dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Karena tanpa nilai-nilai ini, dituturkan Mbak Vinanda, masyarakat akan kehilangan arah
dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
"Dari perayaan ini, kita semua bisa saling belajar tentang semangat perdamaian. Dan alhamdulillah perayaan nyepi di tahun ini juga bertepatan dengan bulan Ramadhan, di mana kedua ibadah ini sama-sama mengusung nilai yang sama, yaitu untuk melatih diri kita menahan hawa nafsu, dan juga melatih diri kita untuk mengurangi kerakusan dan ketamakan," tegas Mbak Vinanda.
Usai upacara Tawur Agung Kesanga, umat Hindu akan menjalani catur brata penyepian yaitu Amati Geni (tidak menyalakan api), Amati Karya (tidak bekerja) , Amati Lelungan (tidak bekerja), dan Amati Lelanguan (tidak menikmati hiburan) selama 24 jam. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |