Peristiwa Daerah Derap Nusantara

BMKG Jelaskan Akibat Aktivitas Patahan Besar Sumatera

Sabtu, 12 April 2025 - 19:42 | 30.94k
Foto udara Ngarai Sianok yang merupakan bagian dari Patahan Semangko di Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. (FOTO: Antara/Fandi Yogari)
Foto udara Ngarai Sianok yang merupakan bagian dari Patahan Semangko di Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. (FOTO: Antara/Fandi Yogari)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PADANGBadan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan hasil analisis dari aktivitas Patahan Besar Sumatera yang terjadi beberapa waktu terakhir menunjukkan adanya gempa kembar.

"Aktivitas Patahan Besar Sumatera ini kita perhatikan karakteristik gempanya itu kembar," kata Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang Suaidi Ahadi di Padang, Sabtu (12/5/2025).

Advertisement

Sebagai contoh kejadian gempa di Solok yang terjadi akibat aktivitas segmen Sumani dan Sianok. Merujuk data BMKG gempa kembar sebelumnya juga pernah terjadi pada tahun 1926, 1943 dan 2007.

Artinya, lanjut dia, masyarakat di Ranah Minang wajib mengenali adanya potensi ancaman gempa bumi sehingga warga sedari awal sudah bisa memikirkan langkah yang harus dilakukan ketika terjadi kemungkinan terburuk.

"Jadi, harapan kita dengan masyarakat sudah mengetahui potensi gempa maka mereka bisa menyiapkan langkah mitigasi," ujarnya.

Lebih jauh, BMKG juga mengingatkan masyarakat bahwa salah satu kemungkinan terburuk akibat pergeseran Patahan Besar Sumatera ialah longsor terutama di daerah perbukitan.

Meskipun gempa bumi yang terjadi tergolong kecil atau di bawah magnitudo lima, namun masyarakat patut selalu mawas diri untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk.

"Gempa yang terjadi memang skala kecil dan tidak signifikan dirasakan masyarakat tapi ketika terjadi gempa dan sebelumnya hujan maka ada potensi longsor," ujarnya mengingatkan.

Apalagi, secara klimatologi Provinsi Sumatera Barat termasuk tipe ekuatorial atau dalam setahun daerah tersebut akan menghadapi dua kali puncak musim penghujan yakni Maret dan November setiap tahunnya.

Suaidi menambahkan secara umum terdapat tiga sumber utama terjadinya lindu di Ranah Minang. Ketiganya ialah Patahan Besar Sumatera, Patahan Megathrust dan Zona Subduksi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES