Peristiwa Daerah

Pengda IJTI Jawa Timur Sebut Banyuwangi Darurat Media Sosial

Selasa, 15 April 2025 - 18:19 | 56.20k
Foto. Pengurus Pengda IJTI Jawa Timur, M. Iqbal. (Foto: Dok. TIMES Indonesia)
Foto. Pengurus Pengda IJTI Jawa Timur, M. Iqbal. (Foto: Dok. TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Pengurus Daerah (Pengda) Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Jawa Timur, M Iqbal menyatakan bahwa Banyuwangi kini berada di dalam kondisi ‘Darurat Media Sosial (Medsos)’. 

‘Banyuwangi saya kira saat ini bisa dikatakan darurat Medsos,” tegas Iqbal yang juga menjabat sebagai Pembina IJTI Banyuwangi, Selasa (15/4/2025). 

Advertisement

Menurutnya, masyarakat hari ini harus menyaring terlebih dahulu pemberitaan atau kabar yang beredar di Medsos. Pasalnya, dengan adanya Medsos informasi sangat cepat menyebar kepada masyarakat serta tidak memiliki penjelasan yang akurat. 

“Fungsi utama media sosial kan sebenarnya untuk hiburan atau berbagi momen bersama keluarga. Namun, saat ini banyak konten yang justru meresahkan masyarakat,” ujarnya.

Kepala Biro JTV Banyuwangi menyampaikan bahwa peran pemerintah sangat penting dalam menangani fenomena ini, terutama dengan melakukan pemantauan terhadap akun-akun yang terindikasi menyebarkan konten hoaks.

“Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian (Kominfo) Banyuwangi dan pihak kepolisian juga perlu bersinergi untuk menandai dan menindak akun-akun yang terlibat dalam penyebaran kebencian. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga masyarakat harus lebih bijak,” jelasnya.

Di sisi lain, Iqbal juga mengajak masyarakat untuk meningkatkan literasi digital agar mampu memilah informasi yang benar dan tidak asal menyebarkan konten tanpa verifikasi.

Dia meminta masyarakat agar lebih kritis dalam menyikapi konten yang beredar di Medsos, terutama yang berasal dari sumber tidak terpercaya.

“Pastikan dulu bahwa media yang menyebarkan informasi tersebut sudah terverifikasi oleh Dewan Pers. Jika ada konten yang mencurigakan, jangan langsung dibagikan. Pastikan dulu kebenarannya, dan jika tidak ada bukti atau dasar yang jelas, lebih baik diabaikan,” kata Pengda IJTI Jawa Timur, Iqbal. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES