Paku Alam X Bongkar Fakta: Pacuan Kuda Bukan Cuma Buat Orang Kaya

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), KGPAA Paku Alam X, menegaskan bahwa olahraga pacuan kuda harus segera keluar dari stigma sebagai olahraga kalangan elit. Menurutnya, olahraga berkuda harus menjadi milik semua masyarakat—merakyat, terbuka, dan inklusif.
Pernyataan itu disampaikan saat menerima kunjungan Pengurus Pusat (PP) PORDASI Pacu di Gedhong Pareanom, Kompleks Kepatihan Yogyakarta. Dalam pertemuan strategis tersebut, Paku Alam X menyoroti pentingnya pembenahan arah pacuan kuda agar bisa menjadi hiburan rakyat dan penggerak ekonomi lokal.
Advertisement
“Olahraga berkuda jangan eksklusif. Saya ingin pacuan kuda bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat, dari kampung hingga kota,” tegas Paku Alam dalam siaran pers, Selasa (15/4/2025).
Kunjungan ini tidak hanya sebagai ajang silaturahmi, tetapi juga menjadi momen penting bagi PORDASI Pacu untuk meminta restu terkait pemilihan Ketua PORDASI Pacu DIY. Pasalnya, hingga saat ini DIY belum memiliki kepengurusan resmi pascareorganisasi nasional PORDASI pada November 2024.
Paku Alam X memberikan arahan agar proses pemilihan berjalan secara demokratis, tanpa intervensi langsung, namun tetap dengan bimbingan tokoh-tokoh yang tepat.
“Saya tidak akan menunjuk langsung, tapi saya akan ikut bantu mencari sosok yang paling pas,” ujar beliau.
Saat ini, PORDASI telah bertransformasi menjadi empat federasi: PORDASI Pacu, Equestrian, Berkuda, dan Polo, dan DIY menjadi salah satu daerah yang ditargetkan segera membentuk kepengurusan resmi.
Ketua Harian PP PORDASI Pacu, Eddy Wijaya, mengumumkan rencana besar: Pacuan Kuda Tradisional Nasional akan digelar di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada November 2025. Event ini tak hanya akan menjadi ajang unjuk kemampuan bagi para kuda pemula, tapi juga peluang emas bagi pelaku UMKM lokal.
“Dari pedagang makanan, minuman, hingga perlengkapan kuda—semua bisa dapat rezeki dari ajang ini,” kata Eddy.
Paku Alam Cup: Panggung Baru untuk Kuda Pemula
Salah satu bentuk nyata dukungan terhadap pembinaan pacuan kuda adalah dengan merancang event baru: Paku Alam Cup. Gelaran ini akan melengkapi event nasional bergengsi Hamengku Buwono Cup, namun dengan fokus pada pembibitan kuda-kuda muda.
“Kuda pemula harus punya panggung sendiri. Paku Alam Cup akan jadi titik awal prestasi,” tambah Eddy.
Dengan dorongan dari Paku Alam X dan komitmen penuh dari pengurus pusat, DIY bersiap menapaki era baru dalam dunia pacuan kuda—lebih terbuka, lebih merakyat, dan lebih berdampak secara ekonomi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |