Peristiwa Daerah

Sentuhan Humanis Sang Pemimpin: Air Mata Perpisahan untuk Kolonel Abrico

Jumat, 18 April 2025 - 13:23 | 36.38k
Kolonel CTP Abrico Saeko Pona S.E. Mantan Katopdam V Brawijaya. (Foto : Dok Pribadi Abrico for Times Indonesia)
Kolonel CTP Abrico Saeko Pona S.E. Mantan Katopdam V Brawijaya. (Foto : Dok Pribadi Abrico for Times Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANJAR – Siang itu, ruang pertemuan di Topdam V Brawijaya terasa sunyi. Tak ada suara. Hanya isak tangis pelan yang terdengar dari sudut-sudut ruangan. Beberapa anggota menunduk, menahan emosi. Yang lain, tak kuasa lagi membendung air mata.

Hari itu adalah hari perpisahan. Kolonel CTP Abrico Saeko Pona, S.E., resmi mengakhiri masa jabatannya sebagai Kepala Topografi Kodam V Brawijaya. Hampir dua tahun memimpin, kini ia harus berpindah tugas ke Badan Intelijen Negara.

Namun yang membuat hari itu berat bukan soal jabatan. Tapi soal hati.
Prada Rahmad, mantan ajudannya, tak mampu berkata banyak. Tubuhnya bergetar menahan tangis. Suaranya patah-patah saat mencoba bicara.

“Sudah lima kali saya jadi ajudan. Tapi baru kali ini saya merasa kehilangan seperti ini,” ujarnya dengan mata sembab. “Pak Abrico itu luar biasa. Beliau selalu bilang, jangan pernah lupa beribadah. Itu terus terngiang di kepala saya.”

Sementara itu, Pratu Andara, sang sopir pribadi, mengenang momen-momen kecil yang justru membekas dalam.

“Sering kami diajak beli nasi segitiga di rest area,” katanya, tersenyum kecil di sela tangis. “Pak Abrico itu sederhana.

Merakyat. Kalau merokok, satu bungkus itu dibagi bareng-bareng. Gak ada sekat.”
Bagi Andara, beliau bukan sekadar atasan. “Dia komandan, dia bapak, dia kakak, dia juga sahabat. Lengkap.”

Kepemimpinan Kolonel Abrico memang lain. Tegas, tapi hangat. Berwibawa, tapi rendah hati.

Kapten CPT Sutarman, Katuud Topdam V Brawijaya, mengangguk dalam saat dimintai tanggapan.

“Tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Beliau terlalu dekat dengan anggota. Hubungan kami jadi seperti keluarga,” katanya lirih.

Menurutnya, kekompakan anggota selama ini tidak lepas dari cara memimpin sang Kolonel. “Kami bangga pernah dipimpin beliau. Bukan hanya kinerja, tapi juga kesejahteraan kami diperhatikan.”

Dalam pidato perpisahannya, Kolonel Abrico tak mampu menyembunyikan emosi. Suaranya tenang, namun sorot matanya menyimpan kesedihan.

“Satuan ini sudah jadi bagian dari hidup saya,” katanya sambil menatap satu per satu anggota yang hadir.

Ia menarik napas, lalu melanjutkan, “Saya selalu berusaha menjadi pemimpin, tapi juga menjadi kakak, menjadi orang tua.

Saya berusaha memahami kalian semua.”
Ia sempat terdiam sejenak, lalu menambahkan dengan suara parau, “Jagalah satuan ini. Ini rumah kita. Ini tempat kita tumbuh membela negara. Satuan ini akan kuat jika kalian saling menjaga kekeluargaan.”

Tangannya mengepal. Matanya mulai berkaca. “Saya sudah menganggap kalian seperti saudara. Banyak kenangan yang sulit dilupakan.”

Kolonel Abrico, lulusan Akademi Militer tahun 1999, bukanlah pemimpin biasa. Ia hadir di tengah prajuritnya tanpa jarak.

Sapaan hangatnya, candaan ringannya saat istirahat, hingga telinganya yang selalu siap mendengar keluh kesah—semuanya jadi cerita yang akan terus dikenang.

Ia mendekat, bukan memerintah dari jauh. Ia merangkul, bukan sekadar mengatur.
Bagi anggota Topdam V Brawijaya, ia adalah sosok yang mengajarkan bahwa kepemimpinan bukan soal perintah, melainkan tentang hubungan.

“Kami tidak kehilangan atasan,” ucap salah satu anggota, “kami kehilangan keluarga.”

Hari itu, suasana Topdam V Brawijaya seperti rumah yang kehilangan cahaya.
Namun di tengah air mata itu, ada satu hal yang tetap menyala: rasa bangga pernah dipimpin oleh seorang Kolonel yang bukan hanya mengatur barisan, tapi juga merangkul hati.

Selamat bertugas di tempat baru, Kolonel Abrico. Semangat, ketulusan, dan senyummu akan selalu hidup di barak-barak ini. (*)

Advertisement

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES