Peristiwa Daerah

Desa Jatirenggo Kembangkan Bawang Merah dari Dana Desa

Jumat, 25 April 2025 - 15:24 | 16.80k
Warga Desa Jatirenggo Kecamatan Glagah, Lamongan menunjukkan hasil panen bawang merah, Jumat (25/5/2025). (Foto: Moch. Nuril Huda/TIMES Indonesia)
Warga Desa Jatirenggo Kecamatan Glagah, Lamongan menunjukkan hasil panen bawang merah, Jumat (25/5/2025). (Foto: Moch. Nuril Huda/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Pemerintah Desa (Pemdes) Jatirenggo, Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, menunjukkan langkah inspiratif dalam pengelolaan Dana Desa (DD) tahun anggaran 2025. 

Di bawah kepemimpinan Try Deasy Kusumaning Ayu selaku Kepala Desa, sebanyak 20 persen dari total dana Rp 801.507.000 dialokasikan secara maksimal untuk program unggulan Ketahanan Pangan.

Advertisement

Menariknya, Desa Jatirenggo memilih bawang merah jenis Bima Brebes sebagai komoditas utama. Alasannya cukup kuat yakni permintaan pasar tinggi, daya simpan bagus, cocok dengan tanah setempat, serta nilai ekonominya menjanjikan. 

“Karena bawang merah ini bisa dipanen dalam waktu 60–70 hari, jadi petani punya peluang panen 2–3 kali dalam setahun,” tutur Deasy usai panen raya bawang merah di salah satu lahan tanah kas desa, Jumat (25/5/2025). 

Deasy mengatakan, pemanfaatan lahan dilakukan dengan cara menyewa dan mengoptimalkan tanah kas desa yang selama ini kurang produktif. "Melalui pendekatan kolaboratif antara pemerintah desa, pemilik lahan, dan para petani, lahan tersebut kita kelola secara klaster agar lebih efisien dan mudah dipantau," katanya.

panen-bawang-merah-1.jpg

Program budidaya ini, Deasy mengungkapkan, juga melibatkan warga desa setempat secara aktif, mulai dari pengolahan lahan, penanaman, hingga panen dan pemasaran hasil panen. 

“Ini tidak hanya menambah penghasilan warga, tapi juga memperkuat budaya gotong royong dan membuka lapangan kerja musiman,” ujarnya. 

Tak hanya itu, untuk mengatasi kendala cuaca dan keterbatasan pengetahuan petani dalam membudidayakan bawang merah, Pemdes Jatirenggo menggandeng UPTD Pertanian dan penyuluh pertanian lapangan (PPL). 

"Dengan menggandeng pihak pertanian kita juga memberikan pelatihan intensif dan bantuan teknis," ucapnya. 

Sebagai Desa Digital, Jatirenggo juga membekali masyarakat dengan pelatihan digital marketing guna memasarkan hasil panen secara online melalui BUMDes. 

"Selain itu kita juga menjalin komunikasi dengan perguruan tinggi di Gresik untuk program riset dan pengembangan, serta menggandeng pihak swasta lokal untuk mendukung pemasaran," katanya. 

Selain untuk sewa lahan dan pelatihan, Deasy menyebutkan, dana tersebut juga dialokasikan untuk pembelian bibit unggul, pupuk organik, alat semprot dan mulsa plastik."Serta pembangunan saluran air, dan pembentukan kelompok tani muda sebagai langkah regenerasi petani," ujarnya.

Tak berhenti di bawang merah, Deasy membeberkan, Desa Jatirenggo juga berencana mengembangkan komoditas lain seperti cabai dan sayuran daun. "Saat ini, tengah memetakan lahan strategis yang bebas dari ancaman banjir, demi pengembangan pertanian hortikultura berkelanjutan," katanya. 

Deasy mengemukakan, desa adalah garda terdepan dalam menjaga Ketahanan Pangan Nasional. "Dengan pengelolaan dana yang transparan dan partisipatif, desa bisa mandiri pangan dan menopang ekonomi lokal hingga nasional,” tuturnya. 

Ia juga mengajak desa-desa lain di Lamongan untuk tidak ragu memulai langkah serupa. “Gunakan Dana Desa untuk mengangkat potensi lokal. Mulailah dari komoditas yang paling cocok. Jika kita sungguh-sungguh, desa bisa mandiri pangan dan berdaulat ekonomi,” ucap Deasy, Kepala Desa Jatirenggo. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES