Peristiwa Daerah

Kualitas Air Sungai Menurun, AKAMSI Ajak Gen Z Jaga Kali Surabaya

Jumat, 25 April 2025 - 21:30 | 15.75k
Deklarasi penyelamatan Kali Surabaya di Wisma Jerman, Jalan Taman AIS Nasution, Surabaya, Jumat (25/4/2025). (Foto: Hamida Soetadji/TIMES Indonesia)
Deklarasi penyelamatan Kali Surabaya di Wisma Jerman, Jalan Taman AIS Nasution, Surabaya, Jumat (25/4/2025). (Foto: Hamida Soetadji/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Kualitas air bersih di Surabaya yang semakin menurun akibat pencemaran sampah maupun limbah telah menimbulkan keresahan di masyarakat. Muncul sebuah gerakan penyelamatan bernama Aliansi Komunitas Penyelamat Bantaran Sungai (AKAMSI).

AKAMSI tak sendiri. Namun juga menggandeng lebih dari 100 orang aktivis lingkungan, akademisi kampus di Surabaya, mahasiswa, perwakilan Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, Perum Jasa Tirta, Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya dan PDAM kota Surabaya. Mereka bersama-sama mendeklarasikan Gerakan Mati Oerip Ngramut Kali Surabaya.

Advertisement

Deklarasi bertempat di Wisma Jerman, Jalan Taman AIS Nasution No.15, Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng, Surabaya, Jumat (25/4/2025).

"Gerakan ini dipicu oleh semakin menurunnya kualitas air di Kali Surabaya yang menjadi sumber kehidupan sebagai menyediakan air 93% bahan baku air PDAM Kota Surabaya," ungkap Alaika Rahmatullah, Kordinator AKAMSI.

AKAMSI-Ajak-Gen-Z-Jaga-Kali-Surabaya-B.jpgKualitas Kali Surabaya semakin buruk, AKAMIS ajak Gen Z sadar lingkungan dan menjaga kebersihan Kali Surabaya, Jumat (25/4/2025). (Foto: Hamida Soetadji/TIMES Indonesia)

Terlebih menghadapi musim kemarau 2025, diprediksi akan terjadi peningkatan suhu air Kali Surabaya. Serta beban pencemaran dari aktivitas industri, dan 4500 pemukiman ilegal di bantaran Kali Surabaya yang menyumbang lebih dari 5 ton tinja/hari. 

Deklarasi ini juga dalam rangka memperingati 50 tahun peristiwa ikan mati massal di Kali Surabaya pada tahun 1975. Ribuan bangkai ikan mati  menyumbat intake PDAM di Ngagel. Peristiwa itu membuat PDAM tidak beroperasi selama 10 jam.  

"Latar belakang lainnya adalah tahun ini bertepatan dengan 50 tahun peristiwa ikan mati massal di Kali Surabaya, pada tahun 1975 ribuan bangkai ikan mati menyumbat intake PDAM di Ngagel yang membuat PDAM berhenti beroperasi selama 10 jam yang membuat warga kota harus tayamum untuk berwudhu karena tidak mengalirnya air PDAM ke rumah-rumah warga,” ungkap Alaika.

Gerakan "Mati Urip Ngramut Kali Surabaya" akan menjadi simbol perjuangan bersama dalam menjaga ekosistem dan sumber daya alam yang sangat berharga ini. Sebelumnya, setiap stakeholder memberikan paparan terkait temuan dan strategi pemulihan Kali Surabaya. 

Sedangkan Komunitas Aksi Biroe Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unibraw menemukan pelanggaran pemanfaatan bantaran.  Di atas bantaran Kali Surabaya, ada 4000 bangunan. Limbah cair organic ini yang menurunkan kualitas air Kali Surabaya. 

“Kami menemukan lebih dari 4000 bangunan di atas bantaran Kali Surabaya, keberadaan bangunan ini memberikan kontribusi limbah cair organic yang menurunkan kualitas air Kali Surabaya berpengaruh pada kesehatan sungai dan kontaminasi Mikroplastik dalam rantai Makanan,” ungkap Syarifa Khansa.  

Sejauh ini, masyarakat yang hidup di bantaran belum teredukasi dengan kesehatan sungai. Karena semakin bertumbuh subur masyarakat di bantaran kali Surabaya, maka makin terkontamintasi kualitas airnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES